Lagos, Nigeria, 23 Syawal 1436/8 Agustus 2015 (MINA) – Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengarahkan Kementerian Pertahanan untuk bekerja memprioritaskan peningkatan produksi senjata dalam negeri.
Langkah itu dipandang untuk menanggapi keengganan negara-negara Barat untuk menjual senjata kepada Nigeria yang sedang berjuang memerangi kelompok bersenjata Boko Haram.
“Kami harus mengembangkan mekanisme yang layak untuk swasembada peralatan militer dan melengkapi produksi logistik ketika teknologi asing sangat maju,” kata Buhari, Jumat (7/8), pada upacara Akademi Pertahanan Nasional di Abuja.
“Kementerian Pertahanan sedang bertugas untuk menyusun garis yang jelas dan terukur untuk pengembangan kompleks industri militer sederhana bagi Nigeria,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Buhari mengatakan, ketergantungan Nigeria selama bertahun-tahun terhadap negara-negara asing untuk keperluan peralatan militer penting dan logistik “tidak dapat diterima”.
Pemerintah Nigeria telah berulang kali mengeluhkan penolakan negara-negara Barat untuk menjual senjatanya ke negeri itu, terutama Amerika Serikat dan Inggris.
Negara-negara Barat menduga Nigeria telah melakukan pelanggaran HAM dan pembunuhan di luar hukum.
Pada bulan Juni, Amnesty International merilis sebuah laporan yang mengatakan, perwira militer senior Nigeria mungkin telah terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan terhadap tersangka anggota Boko Haram.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Serangan oleh Boko Haram telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Lebih 400 orang tewas di seluruh wilayah utara sejak Buhari menjabat sebagai presiden pada 29 Mei. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa