Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas membahas situasi kamp pengungsi Ein Al-Hilweh, Lebanon, bersama kepala pemerintahan sementara Lebanon, Najib Mikati dan Pejabat Direktur Jenderal Keamanan Publik Lebanon, Mayor Jenderal Elias Al-Bisari.
Dikutip dari Wafa, Jumat (4/8), dalam panggilan telepon yang diterima dari Mikati, Presiden Abbas menegaskan, kehadiran warga Palestina di Lebanon bersifat sementara sampai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaksanakan.
Sementara itu, bersama Mayor Jenderal Al-Bisari, Presiden Abbas membahas perlunya menjaga ketenangan, konsolidasi gencatan senjata, menekankan dukungan kepada pasukan keamanan Lebanon dalam menjaga hukum dan ketertiban.
Ketegangan kembali terjadi di kamp pengungsi Ein Al-Hilweh setelah kelompok fundamentalis yang berbasis di kamp tersebut, Jund Al-Sham, melanggar gencatan senjata selama pertemuan Komite Aksi Gabungan Palestina di Kedutaan Palestina, Beirut.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Milisi Jund Al-Sham menyerang markas Fatah dan Pasukan Keamanan Nasional Palestina (NSF) di kamp tersebut yang menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya.
Pertempuran terjadi pada hari Ahad setelah pembunuhan Kepala NSF di kamp tersebut, Mayor Jenderal Abu Ashraf al-Armoushi, dan tiga rekannya.
Ain Al-Hilweh merupakan rumah sementara bagi 55.000 warga Palestina yang diusir dari rumah dan tanah mereka di Palestina selama Nakba atau bencana tahun 1948. Mereka masih menunggu hak untuk kembali ke tanah air seperti yang diminta kepada PBB Resolusi 194. (T/chy/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka