Ramallah, MINA – Kantor Kepresidenan Palestina menyatakan penolakan dan kecaman kerasnya terhadap proyek-proyek yang bertujuan untuk mengusir rakyat Palestina dari Jalur Gaza.
“Ini merupakan pelanggaran terhadap garis merah yang telah berulang kali kami peringatkan,” pernyataan Kepresidenan Palestina di Ramallah, Ahad (26/1). Jaridah Al-Quds melaporkan.
Ia menambahkan, rakyat Palestina tidak akan meninggalkan tanah airnya dan tempat-tempat sucinya.
“Kami tidak akan membiarkan terulangnya bencana yang menimpa kami pada tahun 1948 dan 1967, dan rakyat kami tidak akan meninggalkannya,” ujarnya.
Baca Juga: Komite Gereja Palestina Serukan Perlindungan Masjidil Aqsa
Kantor Kepresidenan Palestina menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Mesir dan Yordania atas sikap tegas mereka dalam menolak pengusiran rakyat Palestina dari tanah air mereka.
Pernyataan menambahkan, rakyat Palestina dan para pemimpinnya sama sekali tidak akan menerima kebijakan apa pun yang merusak persatuan tanah Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang terdapat Masjidil Aqsa didalamnya.
“Segala upaya untuk merusak persatuan Palestina, Arab, dan internasional adalah tindakan yang melanggar hukum, dan sepenuhnya harus ditolak dan tidak dapat diterima,” lanjut pernyataan.
Kepresidenan Palestina menyerukan kepada Presiden Trump untuk lebih mengupayakan dalam mendukung gencatan senjata, keberlanjutannya, penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dan berdirinya negara Palestina yang merdeka.
Baca Juga: Israel Setujui RUU Izinkan Pemukim Ilegal Kuasai Tanah di Tepi Barat
Pernyataan Presidensi Palestina menambahkan, negaranya menyerukan agar pada tahap saat ini fokus pada konsolidasi dan keberlanjutan gencatan senjata, terus menyediakan bantuan kemanusiaan, membantu masyarakat pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, menyediakan tempat berteduh, listrik dan air, merehabilitasi fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan mempersiapkan rekonstruksi infrastruktur di Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNRWA: Situasi Kemanusiaan di Tepi Barat Utara Memburuk