
Presiden Perancis Emmanuel Macron. (Foto: dok. Inserbia)
Paris, MINA – Presiden Perancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa dia akan mendukung setiap inisiatif yang meminta dimulainya kembali negosiasi proses perdamaian dalam konflik Palestina-Israel yang telah dibekukan selama tiga tahun.
Hal itu Macron sampaikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat datang ke Paris pada hari Ahad (16/7) atas undangan presiden pengganti Francois Hollande tersebut. Demikian MEMO memberitakan yang dikutip MINA.
Kepada wartawan usai pertemuan, dia mengkonfirmasi bahwa kebijakan Perancis yang telah lama adalah mendukung solusi dua negara dengan Yerusalem sebagai ibukota negara Palestina dan Israel.
Di masa sebelumnya, Netanyahu menolak usaha Hollande untuk memulai kembali proses perdamaian melalui sebuah konferensi internasional.
Baca Juga: Netanyahu Sebut Kalahkan Hamas Lebih Utama Daripada Membebaskan Tawanan
Pengunjuk rasa di ibu kota Perancis mengkritik Macron karena telah mengundang Netanyahu yang mereka sebut penjahat dan penyiksa.
Presiden asosiasi EuroPalestine Olivia Zemor mengatakan pada hari Sabtu (15/7) bahwa “menggelar karpet merah” untuk seseorang yang melanggar konvensi internasional tidak mengirimkan sinyal yang benar, tapi “memalukan”.
“Kami memprotes undangan Emmanuel Macron kepada Netanyahu dan penggelaran karpet merah kepada seorang penjahat, seorang penyiksa – penyiksaan terhadap pria dan anak-anak – pencuri tanah, kepada seseorang yang tidak menghormati hukum internasional dan Hak asasi manusia, yang memalukan, “katanya, Al Jazeera memberitakan.
Macron mengundang Netanyahu untuk ambil bagian dalam sebuah peringatan pada hari Ahad tentang deportasi massal orang Yahudi Perancis ke kamp-kamp Nazi 75 tahun yang lalu.
Baca Juga: Meksiko Minta ICJ Jangan ‘Normalkan Dehumanisasi’ Warga Gaza
Acara ini memperingati salah satu momen paling memalukan kolaborasi Perancis dengan Nazi.
Tanggal 16-17 Juli 1942, polisi Perancis mengumpulkan sekitar 13.000 orang Yahudi, termasuk sekitar 4.000 anak-anak, di sekitar Paris, kemudian menggiring mereka ke stadion bersepeda Vel d’Hiv sebelum mereka dikirim ke kamp-kamp.
Kurang dari 100 orang yang selamat. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Dua Juta Warga di Jalur Gaza Menderita Kelaparan