Paris, 19 Rabi’ul Awwal 1436/10 Januari 2015 (MINA) – Presiden Perancis Francois Hollande meminta semua warganya bersatu dan dia mengatakan “Islam tidak bisa disalahkan” terkait penyerangan dalam beberapa hari ini.
Himbauan itu dinyatakan beberapa jam setelah polisi menewaskan tiga orang bersenjata yang terlibat dalam dua pengepungan penyanderaan di Paris, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Sabtu.
“Fanatik ini tidak ada hubungannya dengan agama Islam,” kata Hollande dalam pidato televisinya, Jumat (9/1). “Persatuan adalah senjata terbaik kita.”
Orang-orang bersenjata yang tewas, termasuk dua kakak beradik Said Kouachi dan Cherif Kouachi, merupakan tersangka utama dalam serangan Charlie Hebdo, Rabu (7/1).
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Pria bersenjata ketiga, yang diduga membunuh seorang polisi di Montrouge pada Kamis dan kemudian membunuh empat sandera di supermarket di lingkungan Yahudi pada Jumat, juga tewas.
“Pembunuhan empat orang di supermarket halal Paris adalah tindakan anti-Semit,” kata Hollande.
Sejumlah politisi Perancis, serikat pekerja, asosiasi dan lembaga-lembaga keagamaan merencanakan aksi long march persatuan pada Ahad (11/1).
Hollande mengatakan, ia dan sejumlah pemimpin dunia lainnya akan berpartisipasi dalam acara tersebut.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, serta Perdana Menteri Turki, Inggris, Italia dan Spanyol, telah mengkonfirmasi keikutsertaannya.
“Perancis tidak selesai dengan ancaman ini, jadi saya meminta Anda untuk waspada,” tambah Hollande. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas