Paris, 11 Dzulqa’dah 1436/26 Agustus 2015 (MINA) – Tingginya Islamophobia di Perancis, membuat Presiden Francois Hollande mengutuk keras serangan anti-Muslim yang membakar masjid di kota Perancis barat daya Auch. Dia menekankan, umat Islam harus dapat mempraktekkan agama mereka secara bebas dan aman.
“Perancis mengutuk keras tindakan anarkis, yang merusak nilai-nilai Republik dan rasa hormat kita untuk sebuah keyakinan,” demikian pernyataan presiden dikutip oleh media lokal Selasa, (25/8), OnIslam melaporka dikutip Mi’raj islamic News Agency (MINA), Rabu (26/8).
Presiden mengutuk serangan pembakaran Masjid Auch D’Salame di Auch pada hari Ahad, 23 Agustus lalu.
Sekitar 70% dari bangunan masjid yang dibakar itu menghancurkan dua ruangan tempat berdoa dan sebagian besar atap. Namun menurut penyidik setempat, tidak ada yang terluka dalam serangan pembakaran itu.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Untuk meyakinkan komunitas Muslim, Hollande mengatakan, segala sesuatu yang sedang dilakukan untuk mengatasinya termasuk memastikan akan menangkap para pelaku dan menghukum mereka.
“Muslim di Perancis harus bisa mempraktekkan agama mereka secara bebas dan aman,” tegasnya dalam pernyataan itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Manuel Valls menulis di Twitnya bahwa ia mengutuk keras serangan tersebut.
Pembakaran masjid pada Ahad lalu tersebut bukanlah serangan pertama kali dilakukan. Januari lalu, serangan pembakaran juga terjadi saat enam juta Muslim di negara itu sedang menghadapi tingginya kebencian sejak peristiwa Charlie Hebdo.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Hal itu mencerminkan pertumbuhan sentimen anti-Muslim meningkat drastis. Sebuah organisasi di Perancis yang mengungkapkan, tindakan Islamophobia di Perancis meningkat 23,5 persen dalam enam bulan pertama tahun 2015, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Itu artinya, Islamophobia di Perancis setidaknya terlah berimbas pada serangan secara fisik meningkat 500 persen dan serangan secara verbal mengalami peningkatan 100 persen selama awal tahun 2015, dan wanita adalah korban terbanyak dari Islamophobia tersebut.(T/P007/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas