Paris, MINA – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keprihatinannya atas kosongnya kursi kepresidenan Lebanon yang sudah lebih dari tujuh bulan.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah pernyataan Kepresidenan Prancis setelah pertemuan Macron dengan Patriark Maronit Beshara al-Rahi dari Lebanon di Paris, Selasa (30/5), Nahar Net melaporkannya.
Dia mendukung “upaya” yang dilakukan Al-Rahi untuk menarik Lebanon keluar dari “krisis politik” dan menyerukan semua kekuatan di negara itu untuk memilih presiden “tanpa penundaan”.
Macron juga menggarisbawahi “kebutuhan” umat Kristen Lebanon untuk tetap “di jantung keseimbangan pengakuan dan kelembagaan negara Lebanon.”
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Pemimpin Prancis itu juga memperingatkan bahwa “kebuntuan” saat ini di Lebanon merupakan “hambatan” untuk reformasi, “tanpanya tidak akan ada kebangkitan dan stabilitas yang berkelanjutan di Lebanon.”
Sementara itu, sumber-sumber yang dekat dengan patriark mengatakan bahwa pembicaraan satu jam membahas “sarana untuk mendamaikan sudut pandang” antara pihak-pihak Lebanon. (T/RI-1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah