Presiden Putin Akan Temui Abbas Bahas Perdamaian

Moskow, MINA – Presiden Vladimir Putin dijadwalkan akan mengunjungi wilayah untuk bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas hubungan dagang, negosiasi damai dan pemilihan umum Palestina yang akan datang.

Putin diagendakan ke Bethlehem pada 23 Januari untuk bertemu Abbas dan mengunjungi Gereja Nativity dan Presiden Organisasi Palestina untuk Kebudayaan dan Ekonomi, demikian Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal mengatakan kepada Al-Monitor, Senin (13/1).

Kunjungan Putin ke Tepi Barat adalah bagian dari tur regional yang juga akan ke Israel untuk berpartisipasi dalam acara peringatan Holocaust dan peringatan 75 tahun pembebasan pasukan Soviet dari tahanan kamp konsentrasi Nazi.

Otoritas Palestina berharap pembicaraan antara Abbas dan Putin akan memperkuat hubungan bilateral Rusia-Palestina dan mengembangkan kerja sama ekonomi dan politik di antara mereka.

Otoritas juga mendorong Rusia untuk memainkan peran yang lebih besar dalam proses dengan Israel.

Nofal mengatakan bahwa kunjungan Putin penting mengingat perkembangan politik di kawasan itu, meningkatnya krisis antara Palestina dan Amerika Serikat serta prospek perdamaian yang menemui jalan buntu.

Pentingnya kunjungan ini juga karena dukungan Rusia untuk solusi dua negara serta penentangannya terhadap serangkaian keputusan AS yang melanggar hukum internasional seperti pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan legitimasinya atas pemukiman di Tepi Barat.

Kemitraan Rusia

Otoritas Palestina mengandalkan dukungan Rusia sebagai mitra dalam memainkan peran kunci proses perdamaian.

Seperti diketahui, Rusia mengakui Palestina sebagai negara 31 tahun lalu dan mendukung hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara di perbatasan 1967.

Dalam dua tahun terakhir juga terjadi peningkatan perdagangan Palestina dan kerja sama ekonomi dengan Rusia.

Pada 22 November, kedua pemerintah menandatangani serangkaian nota kesepahaman dan perjanjian lainnya di Moskow untuk mengembangkan perdagangan dan hubungan ekonomi.

Di pihak lain, Rusia juga memiliki ikatan yang kuat dengan Israel.

“Ikatan Israel-Rusia yang baik mungkin melayani proses perdamaian dengan menyediakan sponsor Rusia atau internasional untuk itu, dan kami menolak sponsor AS,” ujar Nofal.

Dia menambahkan bahwa pengaruh politik Rusia di dunia meningkat.

Dia berkata, “Kami tidak ingin Rusia berjuang untuk kami saja, tetapi kami berharap Rusia akan mengoordinasikan sikap Uni Eropa terkait proses perdamaian.”

Nofal mengindikasikan bahwa Abbas akan memiliki beberapa permintaan untuk Putin, terutama mengadakan konferensi perdamaian internasional bekerja sama dengan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dan menemukan formula internasional untuk negosiasi yang mirip dengan perjanjian nuklir Iran. (T/RS2/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)