Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PRESIDEN RI: KAA MOMENTUM TERWUJUDNYA KEMERDEKAAN PALESTINA

Nidiya Fitriyah - Selasa, 21 April 2015 - 12:11 WIB

Selasa, 21 April 2015 - 12:11 WIB

680 Views ㅤ

Presiden Joko Widodo. (Foto: Rana/MINA)
<a href=

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (Foto: Rana/MINA)" width="249" height="300" /> Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (Foto: Rana/MINA)

Jakarta, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan agar Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015 ini menjadi momentum terwujudnya kemerdekaan Palestina.

Palestina adalah satu-satunya negara di Asia-Afrika yang masih berada dalam penjajahan. Oleh karena itu, sekarang inilah saatnya Palestina merdeka,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah dan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Maliki di sela pembukaan Asian African Business Forum (AABS) di Jakarta Convention Centre, Selasa.

Dalam pertemuan, Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia juga meminta persetujuan untuk pembukaan konsulat kehormatan Indonesia di Ramallah sebagai bentuk nyata pengakuan diplomatik Indonesia terhadap Palestina.

Indonesia merupakan negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Palestina, beberapa saat setelah Yasser Arafat mendeklarasikan kemerdekaan Palestina di Alger, AljaZair, 15 November 1988 lalu.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Senin Ini Mendung dan Diguyur Hujan

Jokowi mengatakan, rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari Perdana Menteri Palestina. Bahkan segala upaya pembukaan konsulat itu akan dibantu oleh Otoritas Palestina.

Selain itu, kedua kepala pemerintahan juga sepakat memperkuat kerjasama di bidang ekonomi. Penguatan itu dapat diwujudkan dengan peningkatan nilai perdagangan serta pembebasan pajak barang Palestina yang akan masuk ke Tanah Air.

Dalam pertemuan tersebut juga ditandatangani perjanjian kerjasama antara Kamar Dagang Palestina dan Indonesia untuk pendirian Dewan Kerjasama Bisnis Indonesia-Palestina (Palestinian-Indonesian Joint Business Council).

“Perdagangan Indonesia-Palestina harus diperluas dan Palestina meminta agar diberikan pembebasan pajak untuk barang-barang dari Palestina,” ujarnya.

Baca Juga: Pagar Laut Tangerang Dibongkar, Tapi Siapa Aktor Pembuatnya?

Sebagaimana pernyataan yang diampaikan Presiden, pertemuan itu pun membicarakan kerjasama peningkatan sumber daya manusia dan wisata religi.

Total nilai perdagangan Indonesia dan Palestina pada tahun 2014 tercata sebesar 1.028 juta naik sebesar 85,75 persen dibandung tahun 2013.

Bantuan Nyata Indonesia

Selama periode 2008-2013, Indonesia telah menyediakan 128 program dan modul pelatihan yang dimanfaatkan oleh 1.257 peserta dari Palestina, meliputi UKM, pendidikan dan kebudayaan, pemberdayaan perempuan, ESDM, tata kelola pemerintahan yang baik, pertahanan, dan pengurangan kemiskinan.

Baca Juga: Konsultan Tim Rescue AS John Montanio: Kebakaran di LA Kehendak Tuhan

Saat ini, Indonesia juga terus berkomitmen membantu rakyat Palestina dengan memberikan dukungan dana hibah pemerintah dalam pendirian Pusat Jantung Indonesia (Indonesian Cardiac Center) di Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina. Juga pendirian Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Jalur Gaza, Palestina dari bantuan sumbangan rakyat Indonesia.

Selain itu, tercatat sekitar 45 mahasiswa Palestina sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi Indonesia, untuk berbagai jurusan.

Konferensi Asia-Afrika tahun ini berlangsung dari 19-24 April, yang akan dihadiri oleh utusan dari 86 negara, termasuk 32 kepala pemerintahan. Konferensi tersebut ditutup 24 April dengan Puncak Peringatan 60 Tahun KAA di Bandung, Propinsi Jawa Barat.

KTT itu merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Awalnya, KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan serta dikoordinasi Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Sunario.

Baca Juga: Pakar Pemadam Kebakaran Internasional Berbagi Pengalaman tentang Kebakaran di Los Angeles

Pertemuan pertama berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.(L/P008/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: MAN 2 Kota Pekalongan Didorong Perkuat Jurusan Keagamaan

Rekomendasi untuk Anda