Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Sudan Janji Reformasi Ekonomi di Tengah Protes

sri astuti - Selasa, 25 Desember 2018 - 15:00 WIB

Selasa, 25 Desember 2018 - 15:00 WIB

11 Views

Presiden Sudan Omar Bashir (tengah) Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi (kiri) dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa pada KTT Liga Arab, Rabu, 29 Maret 2017 di Laut Mati Yordania. (AP Photo/ Raad Adayleh)

Khortum, MINA – Presiden Sudan Omar Al-Bashir pada hari Senin (24/12) berjanji untuk melakukan reformasi ekonomi, di tengah maraknya aksi protes atas kenaikan harga dan kekurangan komoditas dasar di Sudan.

Kantor berita SUNA yang dikelola pemerintah melaporkan, Presiden telah menegaskan bahwa negara akan terus melakukan reformasi ekonomi untuk memastikan kehidupan yang layak bagi warga.

Laporan tersebut juga mengatakan, Al-Bashir telah bertemu para pejabat Badan Keamanan dan Intelijen, memuji upaya mereka dalam mendukung upaya layanan pemerintah, serta memastikan keselamatan masyarakat.

Al-Bashir telah meminta warga untuk tidak percaya kepada provokator, mengenai desas-desus, dan meminta mereka untuk berhati-hati atas upaya menanamkan rasa frustrasi. Ia berjanji dengan langkah-langkah nyata untuk mengembalikan kepercayaan warga pada sistem perbankan,” lapor SUNA.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Sudan telah diguncang oleh protes sejak Rabu lalu (19/12), terhadap kenaikan harga, inflasi dan melonjaknya harga roti sebesar dua kali lipat.

Perkiraan resmi menyebutkan, jumlah korban tewas dari protes ada 8 orang. Sedangkan kelompok oposisi mengatakan, setidaknya 22 orang telah tewas dalam kerusuhan itu.

Pada hari Ahad (23/12), protes pecah di Omdurman, kota kembar dari ibukota Khartoum, dan negara-negara Kordofan Utara dan Selatan. Saksi mata mengatakan, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berbaris di pusat Khartoum setelah pertandingan sepak bola di tengah teriakan melawan Presiden Omar Al-Bashir, yang telah berkuasa sejak 1989.

Pihak berwenang Sudan telah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di sejumlah provinsi menyusul protes yang terjadi. Pejabat pemerintah sendiri menuduh Israel merencanakan kelompok pemberontak untuk menyebabkan kekerasan di negara itu.

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Sebagai negara berpenduduk 40 juta orang, Sudan telah berjuang untuk pulih dari kehilangan tiga perempat dari produksi minyaknya, sumber utama mata uang asing, ketika Sudan Selatan lepas pada tahun 2011. (T/Ast/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Indonesia
Indonesia
Feature
Afrika
Afrika