Juba, Sudan Selatan, 4 Rabi’ul Awwal 1435/6 Januari 2013 (MINA) – Presiden Sudan Omar al-Bashir tiba Senin (6/1) di Juba, ibukota Sudan Selatan, negara tetangganya yang sedang dilanda konflik.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sementra otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan (IGAD) – mediator kedua belah pihak yang bertikai di Sudan Selatan – dari Addis Ababa, Senin, mengatakan bahwa kunjungan Bashir ke Juba, ibukota Sudan Selatan, bertujuan mendorong gencatan senjata, demikian diungkapkan Kantr Berita Anadolu yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Pemerintah Sudan mengatakan kepada para pemimpin IGAD bahwa Bashir dapat menggunakan pengaruh dan hubungannya dengan kedua pihak yan bertikai di Sudan Selatan untuk mencapai solusi politik.
Kunjungan itu menyusul kontak diplomatik antara pemerintah Sudan dan Duta Besar Ethiopia untuk Cina Seyoum Mesfin yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Sudan.
Sudan Selatan telah diguncang kekerasan sejak pertengahan Desember tahun lalu, ketika Presiden Sudan Selatan Silva Kiir menuduh mantan wakilnya, Riek Machar berada di balik upaya kudeta yang gagal.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pemerintah yang berkuasa di Sudan Selatan kemudian melakukan tindakan keras dengan memenjarakan sejumlah tokoh politik pendukung Machar, namun mantan wakil presiden itu sendiri berhasil melarikan diri ke negara bagian Jonglei, daerah suku Nuer, suku asalnya.
Meskipun Machar awalnya membantah keterlibatanya dalam kudeta, dilaporkan pasukannya berhasil merebut dua negara bagian, Jonglei dan Unity, sementara saksi mata mengungkapkan, Sabtu malam, suara tembakan masih terdengar di Juba.
Kedua belah pihak yang bertikai sejauh ini telah mengirim delegasi ke Addis Ababa, ibukota Ethiopia, untuk berunding di bawah sponsor IGAD. (T/P09/E02).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza