Khartoum, MINA – Presiden Sudan Omar Al-Bashir mengatakan, embargo Amerika Serikat dan kawan-kawan, telah menyebabkan masalah ekonomi di negaranya.
“Sudan mengalami kesulitan ekonomi karena embargo Barat,” katanya, Selasa (25/12), demikian Anadolu Agency melaporkan.
Media pemerintah Sudan melaporkan, Al-Bashir berbicara kepada penduduk desa di negara bagian Gezira dekat Khartoum, juga mengatakan, ada pengkhianat dan agen, yang bertujuan menghambat pembangunan dan kemajuan Sudan.
Sebelum Presiden ke desa itu, pasukan keamanan Sudan membubarkan protes massa di dekat istana presiden di ibukota Khartoum pada hari Selasa (25/12).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Para saksi mata mengatakan, ribuan pengunjuk rasa berbaris dari jalan Al-Qasr ke markas kepresidenan menuntut Presiden Omar Al-Bashir mundur dari kekuasaan.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Belasan pengunjuk rasa dilaporkan ditangkap.
Sehari sebelumnya, Senin (24/12), Al-Bashir, yang telah berkuasa sejak 1989, berjanji untuk melakukan reformasi ekonomi di tengah protes atas kenaikan harga dan kekurangan bahan pokok.
Pemerintah Sudan yang berpenduduk 40 juta orang itun telah berjuang untuk pulih dari kehilangan tiga perempat produksi minyaknya, ketika Sudan Selatan memisahkan diri jadi negara sendiri pada tahun 2011.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
AS mulai memberlakukan embargo ekonomi terhadap Sudan pada 1997 dengan tuduhan teror. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan