Washington, MINA – Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menyatakan negaranya belum memilik rencana bergabung dengan Perjanjian Abraham untuk saat ini, karena alasan pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Dalam wawancara Fox News, Senin (10/11), setelah pertemuannya di Washington dengan Presiden AS Donald Trump, yang merupakan pertemuan pertama bagi pemimpin Suriah, Sharaa menyatakan AS dapat membantu membuka jalan menuju kesepakatan.
Dikutip dari Quds News, Sharaa secara eksplisit merujuk pada pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan Suriah, dan mengatakan kondisi yang dihadapi Damaskus berbeda dengan negara-negara lain yang menandatangani perjanjian normalisasi.
“Saya yakin bahwa situasi di Suriah berbeda dengan situasi negara-negara yang menandatangani Perjanjian Abraham,” ujarnya.
Baca Juga: PBB: Sudan Kini Hadapi Krisis Pengungsian Terbesar di Dunia
Abraham Accords adalah perjanjian yang ditengahi AS untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertama Trump. Sebelum Kazakhstan bergabung pekan lalu, empat negara telah bergabung dalam perjanjian normalisasi: Bahrain, Maroko, Sudan, dan Uni Emirat Arab.
UEA dan negara-negara lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut telah mempertahankan hubungan perdagangan dan keamanan mereka dengan Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah berulang kali mengatakan ia berharap Arab Saudi dan Suriah akan bergabung dalam perjanjian tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Janjikan Dukungan Penuh AS untuk Suriah Usai Bertemu Al-Sharaa















Mina Indonesia
Mina Arabic