Paris, 19 Safar 1437/1 November 2015 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membantah ‘fitnah’ yang dituduhkan oleh pemimpin Rusia, Vladimir Putin, menuding Ankara membeli minyak dari kelompok Islamic State (ISIS/Daesh).
Bantahan itu disampaikan Erdogan saat berbicara di Paris, Perancis, pada Senin (30/11), hari pertama pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim PBB, yang dihadiri sekitar 140 pemimpin dunia. Demikian harian Daily Sabah melaporkannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam pernyataannya, pemimpin Turki itu kembali menggarisbawahi komitmen Ankara melawan ‘teror’ ISIS dengan semua upaya dan cara yang memungkinkan. Erdogan bahkan menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatannya jika tuduhan Putin bisa dibuktikan.
“Begitu klaim (Putin) itu dibuktikan, para petinggi negara dari bangsa kami bisa menuntut saya untuk mengundurkan diri,” ungap Erdogan.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
“Saya tidak akan berada di jabatan ini lagi (jika itu bisa dibuktikan). Tapi saya menanyakan kepada Putin, akankah Anda akan tetap berkuasa?” tambahnya.
Politikus Partai Keadilan dan Pembangunan (JDP) itu menyebut, justru pihak Rusia lah yang selama ini membeli minyak ISIS. Ia menuntut Putin untuk menjelaskan pembelian minyak ISIS oleh pengusaha Rusia, Kirsan Ilyumzhinov.
Erdogan mengatakan Ilyumzhinov, Presiden Federasi Catur Dunia yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat, membeli minyak dari ISIS dan kemudian menjualnya ke rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad, sekutu Putin.
“Mereka (Rusia) harus memberikan penjelasan tentang ini,” tegas Erdogan.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Pemimpin Turki juga menilai, klaim Rusia bahwa Turki membeli minyak dari ISIS adalah tuduhan yang tidak ‘bermoral’. Erdogan mengatakan, Putin seharusnya tidak asal bicara dan klaim tersebut harus dibuktikan.
Lebih lanjut Erodgan menekankan, Turki membeli minyak dari pihak atau sumber-sumber yang ‘dikenal’.
“Kami membeli dari Rusia, Iran, Azerbaijan, Qatar, dan Nigeria. Kami tidak akan menerima segala fitnah lainnya,” ujarnya.
Mengenai sanksi yang dijatuhnya Rusia terhadap Turki, ia mengatakan, pihaknya selalu bertindak dengan sabar dan tidak emosional sebelum mengambil respons apa pun dalam menanggapi keputusan Moskow.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sebelumnya, pada Senin, Putin menuding langkah Turki menembak jatuh pesawat perang Rusia pada 24 November lalu adalah untuk melindungi pasokan minyak dari ISIS.
Berbicara pada konferensi iklim global di Paris, Putin mengatakan, keputusan untuk menembak jatuh pesawat itu sebagai sebuah ‘kesalahan besar’ dan karena itu ia tidak bertemu Erdogan pada Senin, meskipun mereka berdua berada di Paris.
Ketegangan hubungan antara Rusia dan Turki terus menggelinding dan memburuk setelah jet tempur F-16 milik Ankara menembak jatuh pesawat perang Su-24 milik Moskow, yang dianggap melanggar karena memasuki wilayah udara Turki.
Putin pada Sabtu (28/11) menandatangani sebuah dekrit menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki. Sementara Erdogan menyatakan Turki tidak akan pernah meminta maaf atas insiden penembakan Su-24, karena sudah sesuia dengan hukum internasional dan aturan pelibatan. (T/P022/P001)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)