Mogadishu, 6 Rabi’ul Akhir 1436/27 Januari 2015 (MINA) – turki/">Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengunjungi Somalia, untuk meningkatkan bantuan dan investasi di negara itu, walau situasi keamanan setempat belum kondusif termasuk penentangan pada kedekatan kedua negara.
Ratusan tentara dan polisi menutup jalan-jalan kota itu selama kunjungan turki/">Presiden Turki. Lima orang tewas dalam serangan bunuh diri di hotel tempat menginap rombongan turki/">Presiden Turki, tak ada rombongan presiden yang jadi korban.
Ini adalah kunjungan kedua Erdogan ke Somalia, didampingi istri, anak perempuan dan sejumlah menterinya, sebagaimana dilaporkan muslimvillage.com dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Selasa.
Sementara somalia/">Presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, menyambut tamunya, dengan memuji Turki yang telah melakukan investasi di negaranya, meskipun terdapat tantangan termasuk ketidakamanan bagi fihak Turki yang disebabkan oleh kelompok bersenjata al-Shabab, sekutu al-Qaeda.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Kelompok bersenjata ini menentang bantuan Turki dan fihak-fihak lain dari luar negeri, dengan tuduhan “bantuan itu berasal dari kaum sekuler dan untuk menyebarkan sekularisme”.
Mohamud mengatakan, bantuan Turki telah menjadi “kekuatan alam” untuk Somalia.
“Turki tidak menunggu terciptanya stabilitas keamanan di Somalia untuk berinvestasi, Turki berinvestasi walau Somalia masih sedang dilanda krisis,” pujinya.
“Dalam keadaan seperti sekarang, banyak mitra internasional lainnya memilih untuk tidak inveatasi dulu di Somalia, tapi tidak demikian dengan Turki,” tambahnya.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Sementara itu turki/">Presiden Turki Erdogan memuji pembangunan di Somalia, di mana antara lain Turki membantu renovasi Bandar Udara Mogadishu, ibukota Somalia. Ia mengunjungi proyek ini.
Dari Somalia, Erdogan berkunjung ke Ethiopia dan Djibouti, di mana terdapat pelabuhan penting di Teluk Aden dan pintu masuk ke Laut Merah.
Al-Shabab telah lama mengancam pekerja Turki dan badan-badan bantuan internasional, menuduh mereka menyebarkan sekularisme.
Seorang pejabat keamanan Turki dan mahasiswa Somalia tewas dalam serangan 2013 Juli di konsulat Turki dan di kantor misi bantuan di Mogadishu.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Pejuang Al-Shabab selama tiga tahun terakhir ini telah kehilangan sebagian besar wilayah dan kota yang pernah dikuasainya, karena gencarnya serangan pasukan Uni Afrika dan pasukan Pemerintah Somalia. Pemimpin mereka tewas dalam serangan udara Amerika Serikat pada September, namun, kelompok ini masih tetap kuat dan masih mampu terus mengadakan serangan-serangan. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza