Moskow, MINA – Presiden Turki Erdogan dan Presiden Rusia Putin bertemu di Moskow pada Kamis (5/2) untuk pembicaraan mengenai kesepakatan gencatan senjata di provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Pertempuran antara pasukan pemerintah Turki dan Suriah di benteng terakhir oposisi tersebut kian meningkat, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pekan lalu, Turki dan para milisi dukungannya bersatu untuk melancarkan operasi militer di wilayah itu, setelah setidaknya 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh tentara Suriah yang didukung Rusia.
Dua tentara Turki tewas dan beberapa lainnya terluka pada hari Rabu (4/3) dalam serangan baru Suriah, yang mendorong Pemerintah Ankara untuk membalas dengan menyerang target militer.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pada Kamis (5/3) serangan udara Rusia di Idlib menewaskan 16 warga sipil, menurut kelompok pertahanan sipil Suriah, sementara Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, 184 pasukan pemerintah Suriah tewas dalam 24 jam terakhir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pembicaraan dengan Rusia mengenai kubu oposisi yang tersisa di Suriah telah gagal mengakhiri kesepakatan dan ia memperingatkan operasi militer hanyalah “masalah waktu”.
“Kami tidak akan menyerahkan Idlib kepada rezim (Suriah), yang tidak memahami tekad negara kami, dan mereka yang mendukungnya,” kata Erdogan.
Para pengamat menilai, jika solusi tidak tercapai di Moskow, akan semakin memperumit krisis Suriah dan mempertaruhkan kesepakatan yang dibuat antara kedua belah pihak sebelumnya hingga sampai hari ini. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)