Istanbul, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (18/11) mengkritik negara Barat atas pendiriannya terhadap konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di mana serangan Israel telah menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina, termasuk 8.300 adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut Erdogan, Negara Barat tetap mendukung penjajahan Israel di Palestina terutama wilayah Gaza yang mengklaim sebagai membela diri.
Ia menyebut Negara Barat terikat oleh cita-cita imperialis yaitu, bangsa (negara) yang menjalankan politik menjajah bangsa (negara) lain, atau bangsa yang memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal.
“Barat, yang terikat oleh cita-cita imperialis tentara salib, bersatu. Sayangnya, saya menyaksikan hal ini selama kunjungan saya ke Jerman. Presiden Jerman mencerminkan pola pikir yang sama,” kata Erdogan saat menjawab pertanyaan wartawan dalam penerbangan pulang dari Jerman, seperti dikutip Anadolu Agency.
Erdogan berada di Berlin, Jerman dalam kunjungan sehari penuh pada Jumat, di mana dia bertemu dengan Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier.
Pemerintah Jerman telah berulang kali mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri melawan Hamas, dan menentang seruan untuk segera melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan alasan bahwa hal itu akan memberikan kelonggaran bagi kelompok perlawanan Palestina.
Erdogan mengatakan kepada Scholz bahwa Ankara sedih melihat Jerman sebagai salah satu negara yang abstain dari resolusi Majelis Umum PBB, yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.
Badan dunia PBB yang beranggotakan 193 negara itu mengadopsi resolusi tidak mengikat pada 27 Oktober melalui pemungutan suara 120-14 dengan 45 abstain.
Perancis menyetujui tindakan tersebut; Jerman, Italia dan Inggris abstain; sementara Austria dan Amerika Serikat memberikan suara menentangnya.(T/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)