Sana’a, 2 Rabi’ul Akhir 1436/23 Januari 2015 (MINA) – Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, Kamis, menyatakan mengundurkan diri bersama kabinetnya setelah oposisi Houthi mengepung kantornya.
Pengunduran diri itu terjadi sehari setelah oposisi Houthi mengumumkan mereka telah mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan krisis yang melanda negara itu dan mengambil alih kendali ibukota Sana’a serta beberapa wilayah lain negara itu.
Juru bicara pemerintah, Rageh Badi mengatakan, Perdana Menteri Khaled Bahah menerima surat pengunduran diri presiden tanpa memberikan rincian lebih lanjut alasannya, Aljazeera melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Hadi telah “menerima semua tuntutan” yang diajukan oleh oposisi. Di sisi lain, pihak oposisi tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian untuk penarikan pasukan dari rumah presiden dan melepaskan kepala stafnya, Ahmed Awad bin Mubarak, yang disandera sejak Sabtu lalu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sementara itu, ketua parlemen Yaman menolak surat pengunduran diri presiden dan meminta segera diadakan sidang darurat.
Utusan PBB untuk Yaman, Jamal Benomar menyatakan, pengunduran diri Hadi tidak sah karena akan terjadi kekosongan pemerintahan dan hal itu tidak menyelesaikan krisis Yaman.
Sejak Kamis pekan lalu, bentrokan meletus di pusat kota Yaman antara pasukan oposisi Houthi melawan beberapa suku di ibukota pendukung pemerintah. Oposisi juga mencoba menguasai pangkalan militer di provinsi Marib.
Provinsi Marib merupakan wilayah bagi sebagian besar suku di Yaman yang memiliki ladang minyak dan infrastruktur cukup lengkap. Setengah dari minyak Yaman diproduksi di Marib. Pipa ekspor utamanya membawa sekitar 70,000-110,000 barel per hari minyak mentah Marib ke Laut Merah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Houthi ingin mengganti gubernur Marib, sebab menurut mereka terlalu dekat dengan negara tetangga, Arab Saudi yang memiliki pemahaman berbeda dengan oposisi. (T/R03/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata