Toronto, 22 Dzulhijjah 1436/6 Oktober 2015 (MINA) – Seorang wanita Muslim berniqab diserang seorang pria di depan anak-anaknya, di sebuah mal Toronto.
“Rasanya sakit,” Safira Merriman mengatakan dalam sebuah postingan Facebook, menggambarkan insiden tersebut, On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Selasa.
Wanita Muslim yang berusia 30 tahun itu menggambarkan perasaannya itu setelah seorang pria menghalangi jalannya dan menyerang bahunya dengan siku.
Serangan itu terjadi kecan lalu ketika Merriman berusaha masuk ke toko obat di Toronto Fairview Mall dengan kedua putrinya yang berusia sembilan dan empat tahun.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Ibu dua anak ini menjadi korban Islamophobia yang kedua dalam waktu kurang dari sepekan, setelah seorang wanita hamil berhijab diganggu oleh dua remaja yang menarik hijabnya, menyebabkan dia terjatuh.
Menanggapi serangan itu, Majelis Nasional Quebec mengeluarkan kesepakatan tentang langkah-langkah mencegah Islamophobia.
“Suami saya bersikeras melarang saya menggunakan niqab, dia takut saya menjadi target karena menggunakan niqab,” katanya.
Ia menegaskan, “Ini adalah pilihan. Tidak ada wanita yang pernah kutemui yang menggunakan niqab karena paksaan. Mereka semua memakai niqab karena untuk menjaga kehormatan diri mereka sendiri.”
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Banyak orang tidak menyadari Islam adalah agama yang memberikan derajat tertinggi kepada wanita. Kami dilindungi dengan banyak cara yang berbeda,” ujarnya,
Muslim adalah komunitas agama paling cepat berkembang di Kanada, menurut kantor statistik Kanada.
Populasi Muslim Kanada meningkat 82 persen selama dekade terakhir, dari sekitar 579.000 pada 2001 menjadi lebih dari 1 juta pada 2011.
Muslim mewakili 3,2 persen dari total penduduk Kanada. (T/P006/P2)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza