Jerusalem, 6 Muharram 1437/19 Oktober 2015 (MINA) – Seorang serdadu Israel terbunuh Minggu dalam penembakan di sebuah
stasiun bus di Beersheba, insiden yang memicu kecemasan pemberontakan Palestina akan pecah dalam skala penuh, sementara
para diplomat sibuk untuk meredam ketegangan.
Serangan di malam hari di kota Palestina selatan itu merupakan yang pertama, sehari setelah kerusuhan antara Palestina dan Israel tampaknya agak mereda, menyusul lebih dari dua pekan aksi kekerasan tanpa henti.
Polisi menyatakan, seorang pria, diduga Palestina, memasuki stasiun bus dengan sepucuk pistol dan pisau dan kemudian membunuh serdadu itu dan melukai 10 orang lainnya, termasuk empat tentara.
Pria bersenjata itu kemudian membunuh dirinya dan seorang Afrika ditembak pasukan keamanan yang mengira ia pria bersenjata
kedua, demikian laporan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengutip Gulf Times.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Komandan polisi Yoram Halevy menuturkan penyerang memasuki stasiun bus itu dan menggunakan senjata genggam untuk menyerang dan membunuh seorang serdadu dan merampas senapan serbu yang disandangnya, yang kemudian dipakai untuk menembak orang-orang lainnya.
“Kami sedang mengkaji semua opsi, ini adalah hari-hari yang sungguh menegangkan dan rakyat sangat curiga,” ujar Halevy kepada pers di tempat kejadian. Identitas penyerang tak segera diketahui dan tak ada klaim mengenai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun demikian, serangan nekad itu dipuji banyak kelompok militan di Gaza, dengan Hamas menyebut hal itu suatu “tanggapan
alamiah atas berbagai pembunuhan yang dilakukan Israel”, dan Jihad Islam menyatakan itu adalah “jawaban normal atas segala
kejahatan Israel.” (T/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza