Washington, MINA – Seorang uyghur/">pria Uyghur yang tinggal di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang (XUAR), China, dikirim ke kamp interniran empat tahun lalu, karena berbicara dengan kerabat di luar negeri lewat telepon.
Hal itu bertentangan dengan klaim China bahwa penduduk Uyghur di wilayah tersebut bebas untuk tetap berhubungan dengan anggota keluarga di luar negeri, demikian Radio Free Asia (RFA) Kamis (9/9).
Eli Juma, seorang penduduk Desa No.5 dari kotapraja Imamlirim di wilayah Uchturpan (Wushi) prefektur Aksu, ditahan dan dikirim ke sebuah kamp pada awal 2017 karena berbicara dengan pamannya Jelil Juma dan Helil Juma tiga tahun sebelumnya. Kedua pamannya tinggal di luar China.
“Ya, dia berhubungan dengan pamannya, berhubungan dengan kerabatnya,” kata seorang petugas polisi desa di Uchturpan, mengkonfirmasi kepada RFA dalam sebuah wawancara baru-baru ini. “Dia berbicara kepada mereka di telepon. Saya yakin itu pada tahun 2014,” tambah petugas itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena alasan keamanan.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Rincian di mana paman Juma sekarang tinggal belum diketahui, meskipun sumber RFA mengatakan bahwa salah satu atau kedua pria itu diyakini sebelumnya memiliki toko pojok di Uchturpan.
Kabar penahanan Juma di sebuah kamp dibagikan kepada anggota masyarakat pada pertemuan komite desa Imamlirim pada Desember 2018, kata polisi itu.
Polisi itu menambahkan bahwa Juma—seorang petani dan penggemar bola voli yang diyakini berusia akhir 30-an—kemudian dijatuhi hukuman penjara 15 tahun setelah menghabiskan dua tahun di kamp.
Pemenjaraan Juma atas kejahatan berbicara dengan kerabat di luar negeri bertentangan dengan klaim Tiongkok bahwa orang Uyghur yang tinggal di XUAR dan di luar negeri bebas untuk saling menghubungi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Berbicara pada bulan Januari di sebuah konferensi pers, juru bicara resmi XUAR Zulhayat Ismail mengatakan, orang-orang Uyghur yang tinggal di wilayah tersebut mempertahankan kontak normal dengan anggota keluarga yang tinggal di luar China, dan hanya sekelompok kecil orang Uyghur yang tinggal di Xinjiang telah berkeputusan untuk memutuskan kontak dengan apa yang disebut kerabat “separatis” di luar negeri.
Di depan wartawan asing, Ismail mengatakan bahwa beberapa warga Uyghur yang tinggal di luar negeri mungkin lupa nomor telepon kerabat mereka di XUAR dan dengan demikian tidak dapat menghubungi mereka. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan