Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PRODUK HALAL INDONESIA BERSAING DI ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

Rudi Hendrik - Rabu, 8 Juli 2015 - 02:17 WIB

Rabu, 8 Juli 2015 - 02:17 WIB

1495 Views

Logo sertifikasi halal dunia. (Foto: Arsip)
Logo sertifikasi halal dunia. (Foto: Arsip)

Logo sertifikasi halal dunia. (Foto: Arsip)

Jakarta, 21 Ramadhan 1436/8 Juli 2015 (MINA) – Jumlah penduduk Muslim dunia sebesar 1,6 miliar dari total jumlah penduduk dunia merupakan potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk produk halal Indonesia.

Menurut laporan Global State of Islamic Economic, permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dalam 6 tahun ke depan, yaitu dari sekitar dua triliun Dolar AS pada 2013 menjadi 3,7 triliun Dolar AS pada 2019.

Melihat potensi tersebut, Kemlu c.q. Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Ditjen Aspasaf) menyelenggarakan kegiatan “Temu Diskusi Ramadhan: Identifikasi dan Pemetaan Pasar Produk Halal” di IPB International Convention Center Bogor, Senin (6/7).

Sebanyak 200 perusahaan produsen produk halal bidang makanan, minuman, kosmetik dan obat-obatan diundang dalam kegiatan ini, demikian pernyataan pers (Kemlu) yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen

Dalam panel diskusi tersebut, terdapat tujuh narasumber yaitu Plt. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemlu, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI), Divisi Halal Science Laboratorium Terpadu IPB, KADIN Indonesia Komite Timur Tengah, Divisi Business Development Program Bank Syariah Mandiri, dan Perwakilan KBRI Muscat.

Dirjen Aspasaf Kemlu, Duta Besar Yuri O. Thamrin, menyampaikan, diskusi itu dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di Indonesia untuk lebih memahami mengenai pasar produk halal di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Perkiraan kenaikan permintaan untuk produk halal tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha dalam negeri. Di samping itu, Indonesia juga akan menghadapi pasar Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015, sehingga ekspor perlu ditingkatkan untuk memperoleh devisa bagi Indonesia.

Para pelaku usaha yang hadir juga menerima buku “Informasi dan Importir Produk Halal di Asia Pasifik dan Afrika”.

Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku

Buku tersebut berisi informasi mengenai produk-produk halal di negara-negara Asia Pasifik dan Afrika, potensi dan peluang pasar produk halal di sekitar 40 negara.

Selain itu, buku tersebut juga memuat kontak dari sekitar 550 importir produk halal dari kawasan Aspasaf. Diharapkan para pelaku usaha produk halal Indonesia dapat segera menindaklanjuti berbagai permintaan tersebut.

Kegiatan itu merupakan salah satu upaya Kemlu untuk memperkuat sinergi antara Kemlu, Perwakilan dan users di dalam negeri (kementerian/lembaga teknis, pengusaha/pelaku usaha Indonesia).

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir pula para pejabat dari perwakilan RI di kawasan Aspasaf yaitu KBRI Muscat, Colombo, Kuwait, Abuja, Manama, Tashkent, Singapura dan KJRI Mumbai untuk membahas peluang dan potensi di negara-negara tersebut.(L/R04/R05)

Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: BPJPH, MUI, dan Komite Fatwa Sepakati Solusi Masalah Nama Produk Halal

Rekomendasi untuk Anda

Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia