Washington, MINA – Seorang profesor di Southern Illinois University Edwardsville, Steve Tamari (65) saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat dipukuli secara brutal oleh polisi ketika mengikuti aksi pro-Palestina di Universitas Washington di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat.
Presiden Dewan Aldermen St. Louis, Megan Green membenarkan kabar tersebut melalui postingan di akun X, sebelumnya dikenal Twitter.
“Profesor ini dirawat di rumah sakit karena luka-lukanya. Satu-satunya kekerasan yang terjadi pada hari Sabtu (27/4) adalah yang dilakukan oleh polisi atas perintah administrasi Universitas Washington,” ujar Green, dikutip MINA pada Rabu (1/5).
Al Mayadeen melaporkan, Tamari menderita beberapa patah tulang rusuk dan tangan. Dokter yang merawatnya mengatakan kepadanya, dia beruntung masih hidup.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Tamari bersama istrinya, Sandra, termasuk di antara mereka yang ditangkap dalam aksi perkemahan kampus untuk Gaza.
“Saya ditangkap di perkemahan Gaza di Universitas Washington di St. Louis pada hari Sabtu,” tulis Sandra di X pada Selasa (30/4).
“Suami saya, seorang profesor berusia 65 tahun di Southern Illinois University Edwardsville, dipukuli secara brutal oleh polisi. Ini adalah video penangkapannya. Dia mengenakan jaket kuning,” tulis Sandra sembari melampirkan video yang memperlihatkan kekerasan polisi Washington.
Sandra mengatakan, Universitas Washington di St. Louis menggunakan kekerasan terhadap mahasiswa, dosen, staf, dan komunitasnya untuk mempertahankan “keterlibatannya dalam genosida.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Ia mengimbuhkan, “Kami tidak terpengaruh dan St Louis akan terus bangkit untuk Palestina.”
Pada Selasa (30/4), kelompok aktivis Resist Universitas Washington mengadakan konferensi pers di Forest Park di mana pernyataan dari Steve Tamari dibacakan, News Week melaporkan.
“Selama tujuh bulan terakhir, saya sangat menderita menyaksikan rakyat saya di Palestina dibantai dengan bom dan dana AS. Saya bergabung dengan protes yang dipimpin mahasiswa pada hari Sabtu untuk menghentikan genosida dan mendukung serta melindungi murid-murid,” bunyi pernyataan Steve Tamari.
Laporan berbagai media lokal menyatakan, lebih dari 100 orang ditangkap di kampus tersebut pada Sabtu lalu dalam aksi pro-Palestina itu.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Aksi itu menyerukan Universitas Washington untuk melakukan divestasi dari Boeing sebagai akibat dari tindakan genosida Israel di Gaza.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza