Jakarta, 28 Rajab 1436/17 Mei 2015 (MINA) – Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA, Guru Besar UIN Yogyakarta, dalam ceramah Isra Mi’raj di Istana Negara Jakarta, Jumat malam (15/5) mengatakan, esensi peringatan antara lain mengajak umat Islam untuk menguasai ilmu dan teknologi untuk menata peradaban dunia.
“Peristiwa Isra Mi’raj menjadi dorongan bagi kita semua untuk lebih meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan baik tentang alam makro maupun alam mikro, bagi kepentingan pembangunan hidup manusia di atas bumi,” ujar Syamsul Anwar .
Menurutnya, iptek dikembangkan sebagai etos utama bangsa agar mampu mengelola sumber daya alam tanpa ketergantungan pihak lain, katanya dalam peringatan bertema “Spirit Isra Mi’raj bagi Pembangunan Masyarakat Berkeadaban”.
Ia menambahkan, ada sejumlah pendapat bahwa Isra Mi’raj hanyalah peristiwa rohani, yang menggambarkan kekuatan Nabi Muhammad yang dapat melalui dimensi alam materi serta dimensi ruang dan waktu.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
“Namun, perkembangan mutahir iptek memberi jembatan bagi kita untuk memahami peristiwa tersebut secara rasional,”ujarnya.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengajak umat Islam untuk memaknai nilai-nilai Isra Mi’raj sebagai impelementasi revolusi mental dan karakter. Utamanya, negara kuat daya intelektual dan pikirannya serta memiliki jiwa mandiri dan berdikari.
Jokowi juga mengimbau, untuk terus meneguhkan kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial buat mewujudkan masyarakat Indonesia luhur, damai serta mampu menjaga perbedaan.
“Kami juga mengajak untuk membangun kebersamaan, kerukunan, toleransi, dan membangun rasa saling percaya,” ujar Jokowi.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, dalam sambutannya menyebutkan, selain sebagai bagian revolusi mental karakter bangsa, momentum Isra Mi’raj juga menjadi transformasi spiritual yang mengajarkan umat Muslim untuk senantiasa taat, tunduk, patuh kepada apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Allah.
“Peristiwa Isra Mi’raj juga dapat dimaknai sebagai wahana peradaban ilmu pengetahuan yang tidak hanya diperkenalkan dengan ilmu pengetahuan yang bersumber dari hasil observasi, melainkan juga tentang ilmu yang bersumber dar Al Qur’an yang disebut sebagai ayat-ayat qauliyah,” ujar Lukman Hakim, seperti disebutkan dalam laman Kemenag RI.
Ia menambahan, esensi Isra Miraj, mendorong umat muslim untuk terus membangun dan mengembangkan peradaban Islam, peradaban yang mengedepankan ilmu pengetahuan, perdamaian, keadilan, toleransi yang semuanya itu bertumpu pada konsep rahmatan lil alamin atau Islam yang membawa rahmat bagi alam semesta alam.
Peringatan Isra Mi’raj di Istana Negara dihadiri dihadiri Jajaran Kabinet Kerja, para pejabat negara, dan para Duta Besar Negara sahabat. (T/P4/P2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)