Banda Aceh, MINA – Kabar meninggalnya ulama Aceh Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan Tu Sop menyisakan kesan mendalam bagi masyarakat Aceh. Ulama yang didorong menjadi bandul perubahan itu, dengan ikut serta dalam pilkada, telah pergi untuk selamanya.
MINA merangkum banyak pendapat dan komentar warga atas meninggalnya Tu Sop. Salah satunya dari Prof. Syamsul Rijal, M.Ag. Ia adalah sahabat Tu Sop yang kehilangan atas kepergian ulama Aceh tersebut.
Kepada MINA, Sabtu (7/9) pagi, Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry, Banda Aceh itu berbagi kisah di akhir-akhir saat dirinya membersamai Tu Sop.
”Saya bersama Tu Sop mengaji di Mudi Mesra 4 tahun (1979-1982). Saya sedikit banyaknya memahami TuSop dan sebaliknya Tu Sop memahami Saya sebagai karakter kedayahan,” katanya.
Baca Juga: Pemerintah Jamin Stok Minyak Aman Jelang Nataru
Saat mendengar kabar Tu Sop ikut kontenstasi Pilkada Gubernur Aceh, Syamsul Rijal tidak yakin, karena ia paham siapa Tu Sop.
”Saya tidak yakin. Saat Saya konfirmasi Tu Sop memberi penjelasan bahwa kesediaannya maju di Pilkada semata untuk kemaslahatan dan uji kebaikan umat. Ia harus ambil bagian,” ujarnya mengenang percakapan dengan almarhum.
Syamsul Rijal yakin dan memaklumi tentang takdir Allah yang sedang berlaku atas Tu Sop.
”Saat mendengar kabar pada pukul 09.32 WIB bahwa Tu Sop telah berpulang ke rahmatulla, Saya juga tidak percaya. Akirnya Saya memahami bahwa takdir Allah yang terbaik telah berproses bagi Tu Sop. Semoga Allah tempatkan di surga jannatulfirdaus, Amin ya Rahmah. Patah tumbuh hilang berganti,” katanya.
Baca Juga: Lemahnya Peradaban Indonesia Dimulai dari Masalah Jebakan Epistimologi
Komentar atas kehilangan sosok Tu Sop juga terus bermunculan di sejumlah grup WhatApps. Dari Pimpinan Dayah Mini Aceh, Tgk Umar Rafsanjani, terekam satu ungkapan atas sosok almarhum.
”Beliau jarang jual diri dan tidak peduli dengan lingkungan, mau dihormat atau tidak, mau dipilih atau tidak, beliau berlayar sesuai arus dan tetap fokus dalam kebenaran. Beliau juga jarang muji-muji dan sebut-sebut orang,” katanya.
Tgk Umar Rafsanjani juga mengatakan Tu Sop adal sosok penuh kemuliaan.
”Kita semua akan menjadi Penerus Ayah.. Tegak Lurus. Perjuangan beliau sudah selesai, tinggal kita sebagai penerusnya!,” ujar Tgk Umar.
Baca Juga: Ketua Presedium AWG: Gaza Simbol Jihad dan Ketahanan Umat Islam
Tu Sop adalah Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kab. Bireuen, Provinsi Aceh. Selain pimpinan Dayah/Pesantren, di kalangan masyarakat dan santri kota Bireuen, beliau juga dikenal sebagai bapak pengusaha karena sukses menjalankan usaha seperti Radio Yadara dan Air Minum dalam Kemasan dengan merek Ie Yadara.
Tu Sop dilahirkan di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964 dari pasangan Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj. Zainab binti Muhammad Shaleh.
Sang ayah, Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah juga merupakan salah satu ulama Aceh yang dikenal sebagai tokoh dayah yang banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan Bireuen.
Tu Sop memiliki empat bersaudara, yaitu Hj. Hasanah (istri pimpinan Dayah Asasul Islamiah, Peureulak), Tgk H.M. Hasan A. Wahab (pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Putri, Jeunieb), dan Hj. Halimah (istri pimpinan Dayah Darussalamah Al-Aziziyah, Jeunieb).
Baca Juga: Solidaritas Palestina Menggema di Brebes dan Tegal, Ratusan Warga Konvoi Kendaraan
Pendidikan formal Tu Sop dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Jeunieb pada tahun 1970. Setelah menamatkannya pada tahun 1976, ia melanjutkan pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jeunieb.
Riwayat pendidikan Tu Sop cukup menarik. Dari santri dayah belajar hingga ke para Syech di Mekkah Al-Mukarramah, Saudi Arabia.
Tu Sop adalah seorang visioner dan tipe pemimpin ideal. Selain memiliki basis keislaman yang kuat dan universal, beliau juga dikenal mudah dekat dan diterima di berbagai kalangan, mulai anak muda, kalangan profesional sampai rakyat biasa.
Tidak mengherankan nasehatnya selalu ditunggu dan dihadiri ribuan jamaah karena beliau memiliki karakter yang kuat dalam menyampaikan pesan dan membekas di benak siapapun yang mendengarnya. []
Baca Juga: Erupsi Gunung Lewotobi NTT, Warga Mengungsi Capai 11 Ribu Lebih
Mi’raj News Agency (MINA)