Jakarta, MINA – Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Anuraga Jayanegara, meraih Habibie Prize 2025, salah satu penghargaan paling bergengsi bagi ilmuwan Indonesia yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam upacara resmi Habibie Prize 2025 di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Jakarta, Senin (10/11), bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional.
Prof. Anuraga (42), yang dikenal sebagai salah satu profesor termuda di IPB University, mengaku tidak menyangka namanya terpilih sebagai penerima penghargaan yang sering dijuluki sebagai “Nobelnya Indonesia” itu.
“Saya sendiri tidak tahu prosesnya. Tiba-tiba dihubungi dan diberi kabar mendapat Habibie Prize. Awalnya saya kira itu hoaks,” ujarnya.
Baca Juga: Habibie Prize 2025 Tekankan Sains sebagai Bentuk Kepahlawanan Modern
Riset untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Penelitian Prof. Anuraga berfokus pada rekayasa pakan ternak rendah emisi gas rumah kaca (GRK), sebuah terobosan ilmiah yang berpotensi besar dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim global.
“Kami merekayasa pakan agar ternak tetap produktif, tetapi menghasilkan emisi metan yang lebih rendah,” jelasnya. “Kontribusinya bukan hanya untuk sektor peternakan, tetapi juga bagi upaya dunia mengurangi dampak pemanasan global.”
Dalam risetnya, Prof. Anuraga banyak memanfaatkan senyawa alami dari tanaman, seperti polifenol dan tanin, yang juga dikenal sebagai komponen aktif dalam teh.
Baca Juga: SMA Alfa Centauri Bandung Gelar Kreativitas Peduli Lingkungan
“Komponen sepat pada teh itu tanin. Nah, senyawa aktif itu yang kami manfaatkan dalam pakan ternak untuk menekan emisi metan,” tambahnya.
Topik ini telah ia tekuni sejak masa studinya di Jerman dan Swiss, dan terus ia kembangkan selama lebih dari 15 tahun terakhir.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam sambutannya menyebut para penerima Habibie Prize sebagai “pahlawan masa kini” yang berjuang melalui sains dan inovasi.
“Perjuangan masa kini bukan di medan perang, tetapi di laboratorium dan ruang riset,” katanya.
Baca Juga: Perundungan Darurat Mental yang Sering Kita Abaikan
Menurut BRIN, pemilihan penerima Habibie Prize dilakukan melalui proses seleksi ketat oleh panel ilmuwan nasional dan internasional. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada lima tokoh lintas bidang, termasuk energi bersih, bioteknologi, hukum, dan tafsir Al-Qur’an.
Habibie Prize 2025 merupakan hasil kolaborasi antara The Habibie Center dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Dana Abadi Penelitian.
Sebagai Direktur Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University, Prof. Anuraga menilai keberhasilannya tak lepas dari dukungan kampus terhadap ekosistem riset.
“IPB sangat suportif, terutama dari sisi lingkungan dan fasilitasi. Tim bekerja seperti man-to-man marking, mendampingi dosen dari pengusulan proposal hingga perolehan hibah,” ujarnya.
Baca Juga: Saat Sekolah Jadi “Pabrik” Kebobrokan Akhlak
Ia berharap penghargaan ini menjadi motivasi bagi ilmuwan muda Indonesia untuk terus berinovasi dan menjadikan riset sebagai bentuk nyata pengabdian kepada bangsa.
“Bagi saya, Habibie Prize bukan akhir, tapi pengingat bahwa riset harus hidup di tengah masyarakat,” pungkasnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Santri Al-Fatah Pekalongan Dukung Palestina Lewat Lomba Mewarnai dan Kaligrafi
















Mina Indonesia
Mina Arabic