Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Para Pejuang Tahanan Perempuan Palestina

Ali Farkhan Tsani - Senin, 10 Januari 2022 - 11:08 WIB

Senin, 10 Januari 2022 - 11:08 WIB

41 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Pusat Studi Tahanan Palestina melaporkan sejumlah 178 kasus penangkapan perempuan Palestina oleh pendudukan Israel selama tahun 2021.

Dalam laporan yang dirilis Dunya Al Watan pada Ahad (9/1/2022) Pusat Studi tersebut menyebutkan, selama tahun lalu otoritas pendudukan meningkatkan penargetan perempuan Palestina dengan menangkap dan memanggil penyelidikan.

Sejumlah 178 kasus penangkapan, meningkat 32% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak

Pusat tersebut mengklarifikasi, pendudukan menargetkan perempuan Palestina dari semua kategori, termasuk anak perempuan di bawah umur, orang tua, wartawan, hingga orang sakit dan terluka, serta tahanan yang sebelumnya dibebaskan.

Penangkapan bertujuan menghalangi kaum perempuan berpartisipasi dalam perlawanan atau kegiatan masyarakat dalam mendukung perjuangan Palestina dan menentang kebijakan kriminal pendudukan.

“Pendudukan bahkan melarang kaum perempuan berpendapat di media sosial, dan melarang mereka dari berjaga-jaga di Masjidil Aqsa.

Penangkapan perempuan Palestina dan memasukkannya ke dalam penjara tanpa persidangan sebagai bagian dari upaya pemerasan dan tawar-menawar untuk memaksa kerabat buronan mereka agar menyerahkan diri, atau menekan kaum perempuan untuk memberikan pengakuan dan informasi.

Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman

Namun kaum perempuan, para pejuang Palestina itu lebih memilih berjuang di dalam penjara pendudukan daripada memberitahu kerabatnya yang menjadi target atau daripada memberikan informasi penting.

Berikut beberapa profil para pejuang perempuan Palestina tersebut yang berada di dalam penjara pendudukan Israel :

  1. Dr. Shatha Mustafa Odeh (60 th)

Dia adalah Direktur Jenderal Yayasan Komite Kerja Kesehatan di Tepi Barat. Dia kini menderita diabetes, stres, dan mudah tersinggung.

  1. Saadia Salem Farajallah (65 th)

Perempuan dari Hebron ini dipukuli oleh tentara pendudukan di dekat Masjid Ibrahimi dengan dalih mencoba melakukan serangan penusukan.

Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

  1. Fatima Khader (65 th)

Perempuan dari kota Beit Hanina, utara Yerusalem, ini juga ditangkap oleh tentara pendudukan Israel, dan diinterogasi di Kantor Polisi Al-Qashleh selama beberapa jam.

Terkini ia dibebaskan dengan syarat dikeluarkan dari seluruh kegiatan di kompleks Masjidil Aqsa.

  1. Samira Al-Suwaiti (69 th)

Ia dipenjara karena ikut dalam seruan memanggil ayahnya yang syahid, Fadi Abu Shkhaydam, dari Yerusalem.

  1. Nuftah Hammad (14 th)

Ia adalah anak di bawah umur yang ditangkap pendudukan setelah intelijen pendudukan menyerbu sekolahnya di lingkungan Sheikh Jarrah, Tepi Barat.

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

  1. Israa Ghatit (15 th)

Gadis ini ditangkap dengan dakwaan karena mencoba menerapkan proses penusukan kepada pasukan Israel.

  1. Rawd Abdel-Hadi Al-Hammouri (15)

Gadis dari Hebron ini ditangkap setelah dia ditangkap di pos pemeriksaan militer Abu Al-Rish, yang terletak di pintu masuk utama Kota Tua, sebelah barat Masjid Ibrahimi.

  1. Manar Kundus (17 th)

Gadis asal Jenin ini ditangkap setelah dipanggil untuk wawancara intelijen. Ibunya, Wafaa Kundus, ditangkap sepuluh hari sebelumnya.

  1. Nariman Kaabneh (17 th)

Gadis ini ditangkap bersama ibunya, Sahar Kaabneh dari kota Al-Auja, distrik Jericho.

Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa

Mereka dibebaskan setelah sepekan ditahan dengan imbalan denda 1.000 shekel.

  1. Nahil Eisha

Perempuan ini pernah ditahan, kemudian dibebaskan, dan ditahan kembali setelah ditangkap di Hebron.

Dia pernah disiksa dan diisolasi selama 27 hari. Dia pernah beberapa kali ditahan dan menghabiskan total delapan tahun di penjara pendudukan.

  1. Shurooq Al-Badan (27 th)

Perempuan dari Betlehem ini ditangkap tidak kurang dari 6 bulan sejak pembebasannya dari penjara pendudukan. Perintah penahanan administratif dikeluarkan terhadapnya untuk jangka waktu empat bulan.

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

  1. Ghadeer Adnan Qarariah

Perempuan dari Jenin, istri tawanan Malik Fashafsha.

  1. Hiam Rajoub

Dia adalah istri tahanan Salim Rajoub, dari Hebron.

  1. Basma Ardah (35 th)

Perempuan dari Jenin ini adalah saudara perempuan dari tahanan Mahmoud Ardah, salah satu pahlawan Terowongan Kebebasan.

  1. Shrihan Shoka (33 th)

Perempuan dari Betlehem ini ditangkap untuk menekan suaminya, Hassan Shoka agar menyerah.

Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina

  1. Sabreen Zayoud

Dia ditangkap dari Jenin, adalah istri dari tahanan Mohamed Zayoud.

  1. Nisreen Salem

Dia adalah wartawan dan dan aktivis perempuan yang ditangkapdalam liputannya tentang konfrontasi di Bab Al-Amud.

  1. Mona Al-Qawasmi

Dia adalah wartawan Yerusalem.

  1. Guevara Al-Budairi

Dia adalah koresponden Al-Jazeera. Setelah dia dipukuli, dia dibebaskan beberapa jam kemudian.

Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas

  1. Shams Mashaki

Dia adalah seorang penulis dan novelis, ditangkap di  rumahnya di Nablus dan dibebaskan setelah 10 hari penyelidikan.

  1. Sabreen Diab

Perempuan aktivis dan wartawan ini ditangkap di rumahnya di kota Tamra di Galilea yang diduduki.

  1. Rania Hatem

Dia adalah perempuan penulis dan penyair Yerusalem, anggota Asosiasi Penulis Palestina.

Serangan barbar pendudukan Israel terhadap kaum perempuan, dan penangkapannya menunjukkan ketakutan pendudukan akan peran kaum perempuan Palestina dalam perjuangan kemerdekaan bangsanya dan Masjidil Aqsa.

Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh

Penahanan sewenang-wenang itu kini mendapatkan perlawanan dan penentangan dari berbagai komunitas Islam dan non-Muslim dunia, karena bertentangan dengan Hak Asasi Manusia dan peri kemanusiaan secara keseluruhan.

Termasuk dari organisasi swadaya masyarakat Aqsa working Group (AWG) yang mencanangkan gerakan pembelaan kaum perempuan Palestina dalam tahanan penjara pendudukan selama bulan Januari 2022 ini. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat

Rekomendasi untuk Anda