Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Sekolah Menengah Imtiaz Melaka, Malaysia, merupakan salah satu sekolah menengah unggulan di Malaysia. Keunggulan sekolah binaan Menteri Dalam Negeri Malaysia Dato Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi itu antara lain pada kurikulum yang memadukan elemen Quranik, ensiklopedik dan ijtihadik, yang merangkum keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat.
Khusus dalam elemen Quranik, Dato Ahmad Zahid menargetkan lahirnya generasi profesional hafidz Quran merupakan aset penting dalam pembangunan suatu negeri dan perkembangan Islam.
Program Utama Elemen Quranik adalah pembelajaran Tahfidz Al-Quran, menghafal Al-Quran. Mudir (Pimpinan) Imtiaz Melaka, Ustadz Encik Azharizan bin Yacoob menyebutkan, Program Hafalan Al-Quran ini terselenggarakan ats kerjasama dengan Ma’had Al-Fatah Indonesia, berpusat di Muhajirun, Lampung, Indonesia, sejak 9 Februari 2013.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Program ini sudah terlaksana dua kali, pertama, Maret hingga Mei 2013, yang meluluskan 21 pelajar hafidz Al-Quran 30 juz dari 30 peserta.
Sedangkan yang kedua dimulai September sampai November 2014, meluluskan 54 pelajar hafidz Al-Quran dari 59 pelajar yang mengikuti program tersebut.
Salah satu pengajar Tahfidz Al-Quran dari Ma’had Al-Fatah tersebut adalah Ustadzah Nurul Fathimah Az-Zahra al-Hafidzah binti Ali Farkhan Tsani bin Muslich Achairin bin Abu Khair.
Nurul Fathimah Az-Zahra al-Hafidzah,S.Pd.I (22 th), biasa dipanggil Zahra, gadis kelahiran Linggapura, Brebes, Jawa Tengah, tersebut mengabdi sebagai salah satu dosen muda pengajar program unggulan tahfidz Al-Quran di Sekolah Menengah IMTIAZ Ulul Albab Melaka, Malaysia sejak September 2014 lalu hingga kini.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Ustadzah Zahra tidak membayangkan sebelumnya, kalau mendapatkan kepercayaan dari almamaternya, Pondok Pesantren Al-Fatah (Tsanawiyah Al-Fatah Muhajirun, Lampung dan Aliyah Al-Fatah Cileungsi, Bogor), mengajar di sekolah Imtiaz Malaysia, melintas lautan dan udara ribuan kilometer nun jauh dari kedua orang tua dan sanak keluarga.
“Hakikatnya ini amanah dari Allah, insya Allah saya jalani sesuai kemampuan saya, bismillah dengan mohon pertolongan Allah dan doa ikhwan akhwat semuanya, terutama doa abi dan ummi,” ujar puteri sulung dari tujuh bersaudara, pasangan Ustadz Ali Farkhan Tsani dan Ustadzah Nur Jannah itu.
Belajar dari Syaikh Palestina
Gadis lulusan Diploma Bahasa Arab tersebut, sebenarnya ia merasa terlambat memulai menghafal Al-Quran, secara sungguh-sungguh yaitu sejak kelas III Aliyah. Padahal waktu itu, ia sedang konsentrasi mengikuti Ujian Nasional (UN) di madrasahnya.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
“Abi dan Ummi selalu memberikan dukungan, betapa mulianya orang yang menghafal Al-Quran. Memang tidak mudah, tetapi dicoba saja,” kata penyandang sabuk cokelat karate itu, menirukan nasihat kedua orang tuanya.
Ia hanya bertekad, “man jadda wajada” (siapa sungguh-sungguh pasti dapat). Akhirnya, hafal 30 juz pun kesampaian awal tahun 2014 ini, papar hafidzah yang menimba ilmu pembelajaran tahfidz Al-Quran Tajul Waqar dari Dr. Syaikh Abdurrahman Yusuf Al-Jamal, Mudir Ma’had Tahfidz Daar Al-Quran was Sunnah Gaza, Palestina.
Ia merasakan, saat akan menyelesaikan 2-3 juz lagi, beratnya tantangan luar biasa. Antara malas, ingin bekerja bantu-bantu orang tua, hingga ingin berumah tangga. Namun dengan tekad, ingin mengabdi kepada Allah, ingin mengkhatamkan ayat-ayat-Nya, ingin menjadi keluarga Allah, akhirnya selesai juga sekitar tiga tahun.
Ia masih terus mengulang-ulang (muraja’ah) hafalan 30 juz, untuk setoran mendapatkan sanad hafalan dari ustadzah atau syaikhah dari Palestina, Arab saudi, atau Timur Tengah.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
Dakwah Al-Quran
Saat kuliah Diploma Bahasa Arab, Ustadzah Zahra, sudah berkecimpung dalam dunia dakwah penembangan Al-Quran. Di samping KKN (Kuliah Kerja Nyata) mengisi pengajian ibu-ibu dan Taman Pendidikan Al-Quran di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Ia juga diminta sebagai tutor pembelajaran bahasa Arab jarak jauh, oleh Komunitas Aktivis Muslimah Pencinta Bahasa Arab berpusat di Purwokerto, Jawa Tengah.
Kini ia bertekad dan berkeinginan mengembangkan dakwah Islam melalui pengembangan lembaga-lembaga Tahfidz Al-Quran generasi Muslimah di manapun berada, hingga ke negara-negara Eropa.
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia
Ia sudah memasang cita-cita, dengan harapan Al-Quran memberikan syafaat bagi para pencintanya. “Allahummaj’alna min ahlil Quran fid dunya wal akhiroh, Amin, (Ya Allah jadikanlah kami keluarga Al-Quran, di dunia hingga akhirat),” doanya.
“Qul àmantu billah tsumma istaqim (Katakanlah, iman kepada Allah dan istqamah),” merupakan semboyan yang ia pasang di jejaring sosial, untuk terus mengingatkan dirinya agar terus istiqamah mengembangkan dakwah Al-Quran seluas mungkin.
Dakwah Al-Quran, ia terapkan juga dalam program tahfidz di Malaysia. Antara lain, jika misalnya seorang murid sedang menyetor surat Ash-Shaffaat, yang sedang mengisahkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Maka, setorannya berhenti dulu sejenak, lalu ia mengisahkan isi ayat-ayat tersebut agar lebih hidup, lebih menghayati dan lebih mudah dihafal murid-muridnya.
Lainnya, umpamanya sampai pada surah Yusuf, maka diceritakanlah bagaimana Nabi Yusuf mampu mengendalikan nafsunya, karena keimanannya.
Baca Juga: Suyitno, Semua yang Terjadi adalah Kehendak Allah
Lalu, ia pun sisipkan nasihat, agar murid-muridnya senantiasa ingat kepada Allah, agar mendapatkan limpahan rahmat, hidayah, taufiq, serta perlindungan-Nya dari segala yang menyesatkan, dari hal-hal yang syubhat, dan dari kedatangan dunia yang melalaikan.
“Pokoknya anak-anak itu harus sering dikasih nasihat agar aqidah, akhlak dan perilakunya selalu terjaga,” paparnya, yang berkeinginan mendapatkan beasiswa atau sponsor untuk lanjut kuliah S-2 Jurusan Tafsir Al-Quran.
Kelak, ia juga ingin ajak adiknya Tsabit Abdul Quddus (15 th) yang sudah hafal 25 juz Al-Quran, Ruqayyah Salsabila (13 th) baru 2 juz, untuk kelak memperkuat cita-citanya mengembangkan program tahfidz Al-Quran.
Menurutnya, Al-Quran itu kalam Allah, isinya sangat indah, bahasanya menawan, dampaknya menyejukkan. Itu semua sangat diperlukan oleh jiwa-jiwa manusia normal. Jadi, sangat memungkinkan untuk dihafal oleh segala kalangan dan usia.
Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi
“Tinggal punya kemauan atau ndak. Nah, itulah yang perlu dimotivasi oleh mereka yang sudah hafal Al-Quran serta difasilitasi oleh kaum muslimin lainnya yang memiliki kemampuan,” pungkasnya.
Ditanya tentang ‘calon’ pendamping hidupnya, gadis pemalu itu hanya tersipu, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Pemilik Al-Quran. Ia hanya berharap, yang dapat mendukung dan mengawal cita-citanya mengembangkan dakwah tahfidz Al-Quran seluas mungkin. (P4/R04).
Biodata Singkat:
Nama Lengkap : Nurul Fathimah Az-Zahra al-Hafidzah
TTL : Brebes, Jateng, 16 September 1992
Nama Ortu : Ali Farkhan Tsani dan Nur Jannah
Saudara : tujuh bersaudara
Alamat : Kompleks Pesantren Al-Fatah Jl. Pesantren No. 23 RT 02 RW 05 Pasirangin, Cileungsi, Bogor, 16820
Email : [email protected]
Pendidikan :
Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan
1. Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Natar, Lampung
2. Madrasah Aliyah Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar
3. D-3 Bhs Arab Ma’had Hawa Al-‘Aly Lidirasat Al-Islamiyyah Cipanas, Jabar
4. S-1 Tarbiyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah dan Dakwah (STITDA) Banten
Pelatihan : Program Akselerasi Tahfidz Al-Quran Metode Tajul Waqar Gaza, Palestina.
Pengalaman :
1. Tutor Pembelajaran Jarak Jauh Komunikasi Bahasa Arab.
2. Asisten Dosen Bahasa Arab Ma’had ‘Aly Hawa Cipanas, Jabar.
3. Pengajar Tahfidz Al-Quran SDIT Al-Arabi Cikarang, Bekasi.
4. Pengajar Tahfidz Sekolah Menengah IMTIAZ Ulul Albab Melaka, Malaysia
Prestasi Lain :
1. Pemegang Sabuk Cokelat Beladiri Indonesia Karate-Do (Inkado).
2. Juara II Puisi Islami Tingkat Madrasah.
Keahlian Lain : Bekam, Beladiri.
www.mirajnews.com
Baca Juga: Hambali bin Husin, Kisah Keteguhan Iman dan Kesabaran dalam Taat