Jakarta, MINA – Sebanyak 50 pondok pesantren di wilayah Jawa dan Sumatera akan menjadi pesantren pionir dalam program Ekopesantren, sebuah program yang digagas Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI-UNAS) untuk membangun kapasitas generasi muda muslim yang tangguh dalam menghadapi tantangan perubahan Iklim melalui pendidikan berbasis lingkungan.
Untuk menyiapkan pelaksanaan program Ekopesantren yang akan berjalan selama tiga tahun ke depan, PPI-UNAS menyelenggarakan konsultasi rancangan program Ekopesantren bersama pimpinan pondok pesantren, kementerian, organisasi, praktisi dan pakar di bidang pendidikan dan lingkungan yang berlangsung di Kampus Unas, Pejaten Jakarta dan daring, Rabu (19/1).
Ketua PPI Unas, Dr. Fachruddin Mangunjaya menjelaskan, konsultasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para pimpinan pondok pesantren yang selama ini telah berinisiatif untuk menerapkan pendidikan dan kurikulum berbasis lingkungan, sekaligus mensinergikan dengan program-program lingkungan dan energi yang telah dikembangkan oleh kementerian dan organisasi di tingkat komunitas atau lembaga pendidikan seperti pesantren.
“Masukan dari para pihak ini akan menguatkan program Ekopesantren untuk bisa diterapkan di tingkat lapangan, termasuk kegiatan tracking ekopesantren yaitu sistem penilaian mandiri berbasis web untuk mengukur sejauh mana sebuah pesantren telah menerapkan kebijakan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan di lingkungan pesantren,” kata Fachruddin.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Dia mengatakan, sistem ini akan membantu pesantren dalam mendokumentasikan upaya yang telah mereka lakukan sekaligus menjadi platform pembelajaran bagi para pihak.
Dalam kegiatan program Ekopesantren ada 10 program yang dapat dipilih pesantren untuk menilai sebagai pesantren yang ramah lingkungan yaitu: 1) Kurikulum berbasis lingkungan 2) Fiqih Lingkungan 3) Peningkatan SDM di bidang lingkungan 4) Pengelolaan Lahan pesantren 5) Pengelolaan Sumber Daya Air 6)Hidup Sehat 7) Pengelolaan limbah dan sampah 8) Pengelolaan Sumber Daya Energi 9) Transportasi dan mobilitas 10) Keanekaragaman hayati.
Direktur Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI Waryono Abdul Ghafur menyambut baik inisiatif program Ekopesantren ini dan menjadi contoh bagi pesantren-pesantren lainnya yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
“Saat jumlah pondok pesantren di Indonesia telah mencapai 36.000. Jika program Ekopesantren ini mampu menciptakan pesantren-pesanten yang berbasis pada lingkungan, akan menjadi kekuatan dalam pesantren yang mandiri dan memiliki peran dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat luas.” ujarnya.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Program Ekopesantren dilaksanakan dengan dukungan pendanaan dari John Templeton Foundation, bersama dengan Universitas Nasional dan Indonesian Consorcium for Religious Studies Universitas Gadjah Mada (ICRS-UGM).(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)