Washington, MINA – Dua karyawan Microsoft dipecat setelah mengganggu acara ulang tahun ke-50 perusahaan tersebut untuk mengecam keterlibatannya dalam memasok teknologi kecerdasan buatan (AI) kepada pasukan pendudukan Israel, menurut kelompok advokasi pekerja.
Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat (4/4) ketika insinyur perangkat lunak Ibtihal Aboussad menyela pidato utama oleh CEO Microsoft AI Mustafa Suleyman. Saat ia membahas masa depan perusahaan dalam kecerdasan buatan, Aboussad mengonfrontasinya di atas panggung, menunjuk pada kontribusi Microsoft terhadap kekerasan di wilayah Palestina. MEMO melaporkan.
“Anda mengklaim bahwa Anda peduli tentang penggunaan AI untuk kebaikan tetapi Microsoft menjual senjata AI kepada militer Israel. Lima puluh ribu orang telah tewas dan Microsoft mendukung genosida ini di wilayah kami,” kata Aboussad kepada Suleyman.
Suleyman menanggapi dengan singkat, berterima kasih kepada Aboussad atas protesnya dan mengatakan bahwa ia mendengar kekhawatirannya, sebelum ia dikeluarkan dari panggung setelah melemparkan koufiyyeh, simbol rakyat Palestina, ke arahnya.
Baca Juga: Bombardir Gaza 18 Bulan, Militer Israel Hanya Hancurkan 25 Persen Terowongan Hamas
Kemudian selama perayaan tersebut, karyawan Microsoft lainya, Vaniya Agrawal, juga menyela jalannya acara sebagai bentuk protes.
Menurut kelompok No Azure for Apartheid, yang berkampanye menentang kontrak AI dan komputasi Cloud Microsoft dengan rezim Israel, Aboussad diberitahu selama panggilan video dengan HRD bahwa dia telah diberhentikan. Sedangkan Agrawal menerima surat pemberhentiannya melalui email.
Pada bulan Februari lalu, lima karyawan Microsoft juga dikeluarkan dari rapat dengan CEO Satya Nadella karena melakukan protes serupa terhadap kontrak militer perusahaan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, Microsoft menekankan bahwa pihaknya mendorong ekspresi karyawan, tetapi mendesak agar tindakan tersebut tidak mengganggu operasi bisnis. Perusahaan menolak untuk mengonfirmasi pada saat itu apakah tindakan disipliner lebih lanjut sedang dipertimbangkan. Aboussad melaporkan bahwa dia kehilangan akses ke akun kerjanya tak lama setelah protes tersebut dan tidak dapat mengaksesnya lagi sejak saat itu. []
Baca Juga: Palang Merah Internasional: Gaza adalah ‘Neraka di Bumi’
Mi’raj News Agency (MINA)