Portsmouth, Rhode Island, MINA – Para demonstran warga Amerika Serikat (AS), memblokir pintu masuk menuju perusahaan Raytheon di Portsmouth, Rhode Island, AS, pada Kamis (12/8), sebagai aksi protes atas penjualan senjata ke Israel.
Anggota FANG Collective, kelompok berbasis Pawtucket yang mengorganisir protes, bersama dengan Resist and Abolish the Military Industrial Complex (RAM INC) mengatakan, mereka memprotes penjualan senjata Raytheon ke Israel.
FANG Collective menggambarkan dirinya sebagai kelompok aksi yang mengorganisir masyarakat untuk membangun dunia yang terdekolonisasi yang bebas dari penjara dan aparat, Wafa melaporkan.
Kelompok berbasis di Pawtucket tersebut bergerak untuk mencabut dan memulihkan sistem penindasan oleh aparat, sambil mengambil tindakan untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dalam aksi protes telihat beberapa orang merantai diri mereka di mobil untuk memblokir gerbang depan, sementara demonstran yang lain memegang spanduk dan meneriakkan slogan-slogan.
FANG mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, mereka menutup semua pintu masuk kendaraan ke perusahaan Raytheon ketika dua orang menempelkan diri pada kendaraan yang menghalangi pintu masuk utama menuju fasilitas tersebut.
Satu orang diikat di bawah mobil sementara orang lain diikat di bagasi mobil yang terparkir di portal pintu masuk.
Sementara Kepolisian mengatakan, mereka menelepon Departemen Pemadam Kebakaran Portsmouth untuk membebaskan kedua pria itu setelah mereka sendiri menolak untuk melakukannya. Kedua pria itu akhirnya ditangkap.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
FANG menambahkan bahwa menunjuk pernyataan dalam laporan CNN 2018 yang mengungkapkan bahwa Raytheon, produsen peluru kendali terbesar di dunia dan kontraktor militer terbesar kedua, telah menjual miliaran dolar senjata ke Israel, antara lain digunakan untuk membunuh warga sipil di Palestina.
“Raytheon juga memiliki hubungan dekat dengan militer Israel dan memasok mereka dengan rudal, bom, dan peralatan lainnya, termasuk sistem ‘Iron Dome’,” kata kelompok itu.
“Senjata-senjata ini telah dikaitkan dengan puluhan serangan yang telah membunuh dan melukai warga sipil (Palestiona),” tegas kelompok Fang itu.
Perusahaan Raytheon tidak banyak merespon aksi protes tersebut.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
“Kami menghormati hak untuk protes yang sah dan damai,” kata juru bicara Raytheon sebagai tanggapan atas aksi protes tersebut.(T/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan