Tel Aviv, MINA – Sekitar 37 dari 40 pilot cadangan Israel menolak untuk berpartisipasi dalam sesi pelatihan yang dijadwalkan pada 8 Maret sebagai protes terhadap reformasi peradilan usulan pemerintah, yang membatasi kekuasaan Mahkamah Agung.
Menurut surat kabar Haaretz Israel, pilot cadangan dari Skuadron Angkatan Udara Israel 69 mengumumkan keputusan mereka dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (5/3). Demikan dikutip dari Anadolu Agency.
Harian itu mengatakan Kepala Staf Israel Mayjen Herzl Halevi bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ancaman pemogokan pilot cadangan.
Protes terhadap reformasi yang diusulkan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Menolak proposal tersebut, Jaksa Agung Israel Gali Baharav Miara juga menyatakan keberatan atas “pemisahan kekuasaan, independensi peradilan dan perlindungan hak-hak individu.”
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Warga Israel mengadakan demonstrasi setiap hari Sabtu menentang peraturan yudisial dari pemerintah koalisi sayap kanan ekstrim yang dipimpin oleh Netanyahu.
Dikemukakan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, rencana reformasi tersebut, jika diberlakukan, akan menjadi perubahan paling radikal dalam sistem pemerintahan di Israel.
Perubahan itu akan sangat membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk memutuskan melawan badan legislatif dan eksekutif, dan memberi pemerintah kekuasaan menentukan hakim. (T/R7/P2)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)