Istanbul, MINA – Turkiye menghentikan semua aktivitas impor dan ekspor dengan Israel sebagai bentuk protes terhadap serangan zionis Israel ke Jalur Gaza.
Wartawan MINA, Nurhadis dari Istanbul melaporkan, Jum’at (3/5), Turkiye tidak akan membuka kembali hubungan perdagangan dengan Israel sebelum Tel Aviv berhenti menghambat aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Transaksi ekspor dan impor dengan Israel telah dihentikan, mencakup semua produk,” kata Kementerian Perdagangan Turkiye dalam laporan di media lokal.
Para pejabat Turkiye akan berkoordinasi dengan pihak berwenang Palestina untuk memastikan bahwa warga Palestina tidak terkena dampak penangguhan impor dan ekspor.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Langkah ini akan tetap berlaku sampai Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan mencukupi ke Gaza,” kata pihak kementerian perdagangan.
Bulan lalu, Turkiye membatasi ekspor 54 jenis produk ke Israel, termasuk aluminium, baja, produk konstruksi, dan pupuk kimia. Israel menanggapinya dengan mengumumkan sanksi perdagangan balasan.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan akhir-akhir ini ditekan warganya untuk menghentikan perdagangan dengan Israel. Termasuk dari aktivitas Freedom Flotilla Coalition dari berbagai negara yang tertunda pelayarannya karena tekanan Israel.
Sementara Menteri Luar Negeri zionis Israel Israel Katz membuat pernyataan setelah keputusan Turkiye dan menyatakan bahwa Israel akan fokus pada penguatan produksi lokal dan perdagangan dengan negara lain.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Menurut data Institut Statistik Turkiye (TUIK), volume perdagangan antara Turkiye dan Israel pada tahun 2023 mencapai 6,8 miliar dolar. 76 persen dari angka ini merupakan ekspor Turkiye ke Israel. Bulan lalu, Türkiye memberlakukan pembatasan ekspor pada 54 kelompok produk ke Israel.
Dalam konferensi persnya dengan Presiden Jerman pekan lalu, Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyatakan bahwa hubungan komersial intensif dengan Israel telah berakhir, dengan mengatakan, “Pekerjaan itu sudah selesai.”
Turkiye telah mengakui Israel sejak 1949. Namun di bawah kepemimpinan Erdogan, hubungan kedua negara kerap panas. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian