Khartoum, MINA – Protes warga berlanjut di ibukota Sudan dan beberapa kota di negara itu pada Jumat (28/12), menuntut perubahan rezim.
Sementara itu pemerintah melakukan penangkapan atas para pemimpin oposisi, termasuk Omer al-Digair dari Partai Kongres Sudan (SCoP).
Seperti dilaporkan media setempat Sudan Tribune, penahanan Al-Digair pada Jumat malam terjadi setelah penangkapan sejumlah anggota oposisi terkemuka dari berbagai pihak pada hari Kamis.
Sekretariat Informasi SCoP mengatakan, pasukan keamanan mengambil al-Digair dari rumahnya pada Jumat sore pukul 18:15, sebagai bagian dari tindakan pihak berwenang untuk membendung meningkatnya protes massa.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Penangkapan Al-Digair terjadi tak lama setelah sebuah pernyataan menyerukan partainya dan semua orang Sudan untuk melanjutkan demonstrasi sampai penggulingan rezim yang berkuasa.
“Kami mengkonfirmasi bahwa perintah pemimpin partai yang ditahan Omar al-Digair untuk tidak kembali dari tengah jalan, dan akan berada di hati dan pikiran kita masing-masing saat kita berperang melawan rezim rezim,” pernyataan SCoP.
Pasukan keamanan Sudan pada hari Kamis menangkap sejumlah anggota terkemuka oposisi terutama dari faksi Pasukan Konsensus Nasional (NCF) termasuk Partai Komunis Sudan, Partai Ba’ath, Partai Nasserite, dan Gerakan Unionis.
Menurut sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis, para tahanan adalah Siddiq Youssef, Jamal Idriss, Mohamed Dia al-Din, Babikir Mahgoub, Tigani Mustafa, Nyonya Rahamah Attiq, Fatehi Siddiq, Hamad Musa, Ahmed Hadra dan Kamal al-Suni.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Sejak Jumat pagi, jalan-jalan dipenuhi kehadiran keamanan yang terlihat di dekat masjid-masjid besar dan jalan-jalan penting dalam upaya untuk membatasi demonstrasi yang menyerukan aktivis setelah shalat Jumat.
Namun, pada sore hari, para demonstran turun ke jalan mengkonfirmasikan kerusuhan yang berkembang, dengan slogan-slogan dan teriakan mengecam rezim dan meminta Presiden Omer al-Bashir untuk mundur.
Dinas keamanan Sudan menuduh anggota Front Populer Bersatu (UPF), yang dipandang sebagai kelompok mahasiswa Gerakan Pembebasan Sudan – Abdel Wahid (SLM-AW), merencanakan kekerasan, hingga keamanan menangkap 47 bom molotov di antara mereka.
Kantor Berita Sudan News Agency (SUNA) melaporkan, pihak berwenang di Sudan telah menangkap sedikitnya sembilan pemimpin dan aktivis oposisi.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Namun, Kepala Kantor Media di Badan Intelijen dan Keamanan Nasional, membantah mengetahui tentang penangkapan itu.
Sudan telah diguncang oleh lebih dari sepekan protes anti-pemerintah, dipicu oleh kenaikan harga, kekurangan bahan pokok dan krisis uang tunai.
Paling tidak 19 orang tewas selama protes, termasuk dua personil militer, menurut angka resmi sementara pasukan keamanan Sudan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris