BAHRAIN-300x168.jpg" alt="Polisi anti huru-hara Bahrain menembakkan gas air mata kepada demonstran Syiah di Manama. (Foto: Reuters)" width="300" height="168" /> Polisi anti huru-hara Bahrain menembakkan gas air mata kepada demonstran Syiah di Manama. (Foto: Reuters)
Manama, Bahrain, 12 Rabi’ul Awwal 1436/3 Januari 2015 (MINA) – Polisi anti huru-hara bentrok dengan ratusan demonstran yang setiap hari berdemo menuntut pembebasan pemimpin utama oposisi Syiah Bahrain, di desa-desa dekat ibukota Manama.
Sejumlah orang ditangkap dan beberapa lainnya terluka ketika polisi menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan protes yang dilakukan setelah shalat Jumat, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Para demonstran, termasuk perempuan dan anak-anak, membawa potret pemimpin mereka di penjara Al-Wefaq, Sheikh Ali Salman, dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pembebasannya.
Saksi mengatakan, polisi anti huru-hara dikerahkan ke jalan-jalan yang menghubungkan beberapa desa warga penganut Syiah di sebelah barat ibukota dan pos pemeriksaan ditempatkan di jalan-jalan utama untuk mencegah protes meluas. Jumat itu adalah hari keenam protes sejak Salman (49), ditangkap Ahad lalu dengan tuduhan membuat pernyataan yang menghasut kekerasan.
Baca Juga: Houthi Targetkan Pangkalan Udara Israel untuk Kedua Kalinya dalam 24 Jam
Protes hari sebelumnya juga berubah menjadi kekerasan dan saksi melaporkan, bentrokan terjadi di pusat kota Manama setelah shalat di masjid Mumen. Kerusuhan sebelumnya telah berpusat di lingkungan masyarakat Syiah di pinggiran kota.
Polisi menggunakan gas air mata dan pentungan menghadapi demonstran, beberapa orang luka-luka dan dilaporkan terjadi penangkapan.
“Puluhan orang, termasuk perempuan dan anak-anak ditangkap,” kata sebuah pernyataan dari Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Bahrain.
Salman didakwa hari Senin dengan tuduhan berusaha menggunakan kekuatan untuk mengubah rezim.
Baca Juga: Iran Nyatakan Masa Berkabung Nasional Pascaledakan di Pelabuhan Shahid Rajaei
Amerika Serikat yang memiliki Armada Kelima berbasis di Bahrain, menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang penahanan Salman, dan memperingatkan pemerintah bahwa hal itu hanya akan mengobarkan kekerasan terus-menerus yang melanda kerajaan sejak 2011.
Bahrain adalah negara mayoritas penganut Syiah yang dikuasai oleh minoritas Sunni. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Genosida Israel Hancurkan Rumah Gaza dan Ledakan di Iran
Baca Juga: Yaman Tembak Jatuh 7 Pesawat Nirawak Reaper Senilai $200 Juta dalam 6 Pekan