Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek Narkoba dan Pornografi AS ke Dunia Arab

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 27 Maret 2016 - 17:49 WIB

Ahad, 27 Maret 2016 - 17:49 WIB

521 Views

afta peci putihOleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sebuah survei mengejutkan ditemukan oleh Prof. Dr. Imad Hamato, guru besar di University of Palestina, bahwa Amerika Serikat (AS) ternyata selama ini telah menggarap proyek peredaran obat-obatan terlarang (narkoba dan sejenisnya) di kawasan dunia Arab.

Dalam survei yang dimuat Palestina Media Watch awal pekan Maret 2016 ini, Imad Hmato dalam siaran program televisi Otoritas Palestina menyebutkan, bahwa AS dan Israel telah bersekongkol untuk membanjiri dunia Arab dengan obat-obatan terlarang dan berbagai jenis program pornografi.

Menurutnya kepada pemirsa, AS dan Israel sengaja merusak masyarakat Arab dengan muatan pornografi dan menggiring pemuda Arab ke dalam kecanduan narkoba.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Hamato menegaskan seperti juga diberitakan media Israel Arutz Sheva bahwa ketika masa jabatannya, Presiden AS kala itu George W. Bush sudah membuat rancangan plot distribusi pornografi sebagai bagian yang mengiringi perang Irak untuk menghancurkan budaya masyarakat Arab.

“Sebelum invasi ke Irak, Bush mengatakan bahwa ia akan memasuki Irak untuk memperbaiki kesalahan Tuhan menempatkan minyak di Semenanjung Arab. Bush bilang akan memasuki Irak dengan membawa agenda pornografi dan akan mengajarkan mereka peradaban dan budaya Amerika,” ujarnya.

Israel juga, Hamato menambahkan, ikut menyebarkan program AS itu ke dunia Arab, melalui TV satelit yang memang sangat mereka kuasai, dan dunia Arab terlena menikmatinya.

“Media global Israel telah menyebar ke seluruh dunia, dan perang terhadap orang-orang Arab dan Muslim sedang mereka lakukan melalui kerakusan pornografi secara global. Israel menggunakan cara itu untuk menghancurkan semua ekspresi moral di kalangan orang-orang Arab dan Muslim. Oleh karena itu kita melihat bagaimana tayangan pergaulan bebas dan ketidaksopanan dalam siaran di banyak saluran satelit,” kata Hamato.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

“Upaya ini adalah bagian dari kolusi antara Israel, India dan Amerika Serikat untuk melemahkan nilai-nilai Islam,” tegasnya.

Ia menyebutkan, agen rahasia CIA memiliki unit khusus yang disebut  Unit for Creating the Global Mood (unit untuk menciptakan kreasi kesenangan global). Mereka sudah memetakan, apa yang cocok untuk warga Yordania, Suriah dan lainnnya. Jenis obat terlarang apa yang cocok, mulai dari pil tramadol, obat perangsang hingga zat halusinasi.

Menurut temuannya, obat-obatan itu diproduksi di India, lalu dikirim ke Israel dan didistribusikan melalui Semenanjung Sinai. Setelah itu menyebar ke wilayah Arab, untuk menghancurkan apa yang tersisa dari nilai-nilai generasi muda.

Masalah Serius

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Menurut Imad Hamato, Profesor bidang Studi Quran, bahwa masalah pornografi dan narkoba adalah masalah yang paling serius di dunia Arab akibat serangan Barat.

“Konflik saat ini antara dunia Arab dan Israel adalah konflik raga dan jiwa. Di samping menyerang secara fisik, media global Israel juga telah menyebar di seluruh dunia, dan menyerang jiwa orang-orang Arab dan Muslim dengan media pornografi dan penyebaran obat-obat terlarang,” ujarnya.

Akibatnya, katanya menambahkan, banyak terlihat kini generasi muda orang-orang Arab dan Muslim telah mati, kecuali tingga nafsu mereka. Ini terlihat dari bebasnya saluran televisi satelit yang menayangkan pergaulan bebas, gambar dan iklan yang berkaitan dengan obat kuat juga menunjukka pola ke arah pornografi, imbuhnya.

Hal inilah yang harus diwaspadai oleh masyarakat, terutama para pemimpin dan pejabat terkait,  untuk sadar bahwa apa yang Israel berikan kepada dunia Arab dan Islam, selain dari korupsi moral, degenerasi nilai-nilai, pornografi dan obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Survei Prof. Imad Hamato senada dengan laporan Pusat Penelitian Nasional untuk Pemuda Arab Saudi, seperti disebutkan Arab News edisi 13 Februari 2016, bahwa sekitar 30% dari pelajar sekolah menengah laki-laki di wilayah Mekkah pernah menggunakan obat terlarang. Sementara pelajar sekolah menengah perempuan sekitar 23 % pernah merasakan beberapa bentuk obat terlarang.

Penelitian juga menunjukkan, tingkat konsumsi narkoba di kalangan siswa dalam kelompok usia ini telah meningkat di daerah Jazan dan sekitarnya, hingga ke perbatasan utara Makkah.

Dalam survei yang dilakukan bersama surat kabar Al-Madinah tentang penyebab meningkatnya angka penggunaan narkoba di kalangan pelajar sekolah menengah, disebutkan bermula dari pemakaian rokok.

Fenomena narkoba, diakui oleh Wakil Direktur untuk Urusan Pelajar di Al-Faisal bin Ayed High School di Makkah, Ibrahim bin Saeed Al-Harthy, yang menggambarkan periode ini sebagai “krisis terbesar pada masa transisi remaja menuju dewasa”.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Sementara itu, Direktur Asosiasi Kesadaran Efek Berbahaya Narkoba dan Merokok Kafa di Makkah, Dr. Salah bin Mohammed Al-Sheikh, mendesak keluarga untuk mengambil tindakan pencegahan dan memonitor anak-anak pelajar menengah di Saudi, karena peningkatan dalam penjualan dan perdagangan obat-obatan terlarang tersebut.

Ia menyebutkan, beredarnya pil untuk konsentrasi belajar Captagon di pasaran, yang ternyata palsu dan dikategorikan jenis narkoba karena menyebabkan kecanduan.

Untuk itu, Direktur Pencegahan dan Anti-Narkoba di Makkah Mayor Nasser bin Yousef Al-Zahrani telah mencanangkan program melindungi generasi muda dari bahaya narkoba melalui sosialisasi penyadaran di berbagai kegiatan.

“Melawan narkoba memang jauh lebih berat daripada perang, dan lebih berbahaya daripada letusan gunung berapi ataupun gempa bumi, yang hanya memiliki konsekuensi jangka pendek,” ujar Al-Zahrani.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Bisnis Barat

Riset yang dilakukan Center for Research on Globalization (2009) menyebutkan, pada awal serangan AS ke Afghanistan tahun 2001, Pentagon memiliki daftar 25 atau lebih laboratorium dan gudang narkoba di Afghanistan, tetapi menolak untuk mengebomnya karena itu dianggap dapat menjadi aset bisnis sekutu.

Masih menurut lembaga itu, ada banyak indikasi bahwa Afghanistan mau atau tidak mau kini menjadi salah satu jalur lalu lintas narkoba. Jalur Afghanistan menyebar ke Pakistan dan Iran. Selain juga di kawasan Asia ada jalur Burma, Thailand dan Laos.

Menurut data PBB, nilai opium di jalur Afghanistan di pasar dunia pada tahun 2007 mencapai angka sebesar 4 miliar dolar AS. Namun perkiraan sesungguhnya yang dinikmati oleh Barat lebih besar lagi bisa mencapai 40 miliar dolar AS (sekitar 531 triliun rupiah). Ini berarti bahwa 90 persen keuntungan peredaran narkoba itu diterima oleh kekuatan-kekuatan luar Afghanistan.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Direktur Eksekutif Badan PBB untuk Kejahatan Narkoba UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), Antonio Maria Costa, mengatakan bahwa “uang dari perdagangan obat terlarang telah digunakan untuk menjaga bank dari krisis keuangan global”.

Inilah seperti dikatakan Richard Holbrooke, wakil khusus Obama untuk Afghanistan dan Pakistan, bahwa AS memandang penting Afghanistan.

Prof. Dale Scott mantan diplomat Kanada, yang menjadi guru besar di University of California, dalam artikel ‘Afghanistan, Heroin-raveged State’ yang dimuat Global Research edisi 8 Mei 2009, menyimpulkan bahwa ada kepentingan Amerika yang tidak mungkin dilawan, apa yang disebut “petroleum-military-complex”, termasuk di dalamnya saham obat terlarang.

Termasuk ke jalur Indonesia, negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam, sebagai jalur konsumen utama perdagangan dan penyelundupan sindikat narkoba internasionali. Hal ini ditunjang permintaan yang cukup tinggi dan Indonesia memiliki populasi pemuda yang besar dan menjadi pasar narkoba yang besar juga.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Ini dinyatakan oleh Troels Vester, Koordinator Lembaga PBB untuk Kejahatan Narkoba UNODC (United Nations Office on Drugs dan Crime) kawasan Indonesia. menurutnya, diperkirakan ada sekitar 3,7 juta sampai 4,7 juta orang pengguna narkoba di Indonesia. Ini data tahun 2011. Jumlah itu terus meningkat, seperti perkiraan otoritas Badan Narkotika Nasional (BNN) Indonesia, bahwa saat ini ada sekitar 5,6 juta pengguna narkoba.

Tanggung Jawab Bersama

Tentu menjadi tanggung jawab bersama, bagaimana menghadapi kejahatan yang telah merenggut tidak kurang 200 juta pengguna narkoba per tahun. (data World Drug Report UNODC, 2013). Itu dari sekitar pengguna narkoba sebanyak 315 juta orang pada usia produktif 15 hingga 64 tahun. Termasuk 4,2 juta pengguna narkoba di Indonesia atau 2,2 persen dari jumlah penduduknya. (Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba, 2011).

Perlu kerja ekstra keras lagi bagi para pemimpin dunia Arab dan negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia, dari serangan sindikat internasional narkoba dan pornografi, perusak generasi muda masa depan.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Semoga dengan persatuan dan kesatuan negeri-negeri Muslim secara terpimpin, akan dapat mengatasi segala problematika umat. Aamiin. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Amerika
Amerika
Amerika
Presiden Prabowo Subianto secara resmi memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, Jumat (08/11/2024), dengan mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral. (Foto: BPMI Setpres)
Asia
Dunia Islam