Kyauk Pyu, Myanmar, 14 Ramadhan 1428/9 Juni 2017 (MINA) – Beberapa hari sebelum kapal supertanker pertama yang membawa 140.000 ton minyak mentah China tiba di pelabuhan Kyauk Pyu di Myanmar, pejabat setempat menyita jaring ikan ratusan nelayan lokal.
Nyein Aye, seorang nelayan berusia 36 tahun, termasuk di antara ratusan yang dilarang memancing di kawasan perairan di dekat titik masuk pipa yang memompa minyak sejauh 770 km melintasi Myanmar ke barat daya Cina.
Jaringan pipa itu merupakan bagian penting dari proyek ambisius ‘Belt and Road’ Beijing, juga dikenal sebagai Jalur Sutra modern, untuk memperdalam hubungan ekonominya dengan Asia dan sekitarnya, Channel NewsAsia melaporkan, Jumat (9/6).
“Bagaimana kita bisa mencari nafkah jika kita tidak diizinkan menangkap ikan?” ujar Nyein Aye, yang membeli kapal yang lebih besar empat bulan lalu tapi sekarang mengatakan bahwa pendapatannya turun dua pertiga karena penurunan hasil tangkapan akibat pembatasan waktu dan lokasi memancing.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Bulan lalu ia bergabung dengan lebih dari 100 orang dalam sebuah demonstrasi menuntut kompensasi dari operator pipa milik perusahaan Petrochina.
Pipa tersebut merupakan bagian dari Zona Ekonomi Khusus Kyauk Pyu yang hampir bernilai US$10 miliar (Rp132 triliun), sebuah skema yang menjadi jantung hubungan Myanmar-Cina yang sangat penting bagi pemimpin di facto Aung San Suu Kyi.
CITIC Group yang dikelola negara Cina, pengembang utama Zona Ekonomi Khusus Kyauk Pyu, mengatakan akan menciptakan 100.000 lapangan kerja di Negara Bagian Rakhine, yang merupakan wilayah Myanmar yang paling miskin.
Namun banyak penduduk local menyebut bahwa proyek tersebut ditetapkan tanpa konsultasi atau penghormatan terhadap cara hidup mereka.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Kecurigaan terhadap Cina sangat dalam di Myanmar, dan permusuhan publik karena masalah lingkungan dan lainnya telah menunda atau menggagalkan proyek mega Cina di negara tersebut di masa lalu.
Cina mengklaim pengembangan kawasan Kyauk Pyu didasarkan pada kerjasama ‘saling menguntungkan’ antara kedua negara.
Zona Ekonomi Khusus Kyauk Pyu akan mencakup area lebih dari 4.200 hektar. Zona itu termasuk pembangunan pelabuhan laut dalam senilai US$7,3 miliar dan kawasan industri senilai US$2,3 miliar.
Pengmebangan kawasan itu diharapkan akan menarik industri seperti tekstil dan penyulingan minyak. (R11/RS2)
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Sumber-sumber:
myanmar-sparks-local-ire-8931202">http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/china-s-us-10b-strategic-project-in-myanmar-sparks-local-ire-8931202
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas