Gaza, 25 Dzulhijjah 1435/19 Oktober 2014 (MINA) – Para ahli psikologi yang tergabung dalam misi kemanusiaan PBB di Gaza menyatakan, ribuan warga menderita trauma akibat serangan militer terbaru Israel, Juli- Agustus lalu.
Para ahli mengatakan, warga Gaza mengalami beberapa penyakit psikologis. Sebagian besar pasien menunjukkan gejala depresi, kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
“Sementara itu, Gaza tidak memiliki lembaga psikiatri untuk menangani sejumlah besar orang yang menderita gangguan stres tersebut, padahal mereka sangat membutuhkan perawatan psikologis,” Suleiman Qudeih, ketua tim psikiater mengatakan kepada Press TV sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
PBB memperkirakan sedikitnya 400.000 anak-anak Gaza membutuhkan perawatan psikologis segera.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Selasa lalu (14/10), Sekjen PBB, Ban Ki-Moon mengunjungi Gaza melalui perbatasan Erez dalam rangka melihat langsung keadaan rakyat Palestina di wilayah itu.
Kunjungan dilakukan dua hari setelah ia menghadiri konferensi donor internasional di Kairo yang bertujuan untuk rekonstruksi wilayah Gaza akibat serangan Israel.
Serangan itu menewaskan lebih dari 2.150 orang Palestina, sebagian besar dari mereka warga sipil dan 11.000 terluka.
Selama periode yang sama, sedikitnya 73 warga Israel 68 tentara dan lima warga sipil tewas oleh pejuang Palestina serangan roket.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Lebih dari 15.600 unit rumah juga rusak dalam serangan, sementara lebih dari 2.200 rumah hancur total, menurut angka resmi yang dirilis oleh sumber-sumber Palestina.
Gaza merupakan rumah bagi sekitar 1,8 juta warga Palestina di bawah blokade Israel sejak 2007. (T/P007/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam