Jakarta, 25 Rabi’ul Akhir 1438/24 Januari 2017 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam swasta maupun negeri, bisa menghasilkan penerus bangsa yang moderat dan toleran serta menjaga kebhinekaan.
“Terkait isu-isu radikalisme, intoleransi yang ada di tengah masyarakat, PTKIN tidak bisa berdiri diam tapi harus pro aktif,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui usai acara bersama praktisi perguruan tinggi membahas radikalisme dan intoleransi di Jakarta, Selasa (24/1). Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Ia menambahkan, untuk merespon hal tersebut, Lukman menambahkan perlu adanya kesadaran di setiap masyarakat terhadap moderasi keagamaan, dalam hal ini di perguruan tinggi Islam adalah moderasi agama Islam.
“Paham moderasi itulah yang harus lebih digaungkan, sehingga bisa mengisi wacana publik sesuai harapan yang tidak hanya menumbuhkan kesadaran, tapi juga bisa diamalkan di tengah-tengah kehidupan kita di Indonesia yang beragama dan majemuk,” katanya.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Amsal Bakhtiar mengatakan, prinsip dasarnya adalah tanpa adanya intoleransi dan moderasi maka kesatuan Republik Indonesia yang nyata tidak bisa diwujudkan, jika Indonesia terpecah belah, negara lain bertepuk tangan, seperti negara Yugoslavia yang terpecah.
Ia menjelasnkan, saat ini ada tidak kurang 702 perguruan tinggi Islam di Indonesia, ada 56 negeri dan 662 perguruan tinggi Islam swasta dan ia menilai itu adalah sangat strategis dalam merajut NKRI dan merawatnya.
“Jadi salah satunya kita memberikan wawasan mengenai kebangsaan, kebhinekaan, kepada dosen dan mahasiswa, kalau mau KKN terjun ke masyarakat juga dibekali terlebih dahulu, soal pendidikan kewarganegaraan juga ada di SKS, Menwa yang sudah dilatih juga nanti bisa dikirim ke daerah,” ujarnya. (L/R08/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama