Jakarta, 22 Muharram 1437/6 November 2015 (MINA) – Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir mengatakan, beberapa Perguruan Tinggi (PT) antara lain ITB, UGM, UI, UNDIP, Universitas Andalas, Universitas Riau, Universitas Lampung, ikut melaksanakan aksi membantu menangani kebakaran hutan dan lahan yang melanda Indonesia saat ini.
“Beberapa PT telah melaksanakan aksi dengan menerjunkan Tim Kebencanaan dalam rangka membantu menangani bencana kebakaran melalui implementasi hasil riset maupun program ke depan terkait kebencanaan kebakaran,” kata Nasir kepada para wartawan di gedung Kemenristekdikti, Kamis (5/11).
Nasir mengatakan, ITB dengan alat Fresh-On 2015 mampu menyaring partikel sangat kecil hingga berdiameter 50 nano meter yang melayang di udara bersama asap pekat beracun.
“Nama alatnya “Kelas Aman Asap”, alat anti asap yang berhasil menurunkan udara yang memiliki indeks standar Pencemaran Udara yang tinggi menjadi rendah sehingga udara yang masuk kelas adalah udara bersih, dan anak-anak bisa belajar dengan tenang,” kata Nasir.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sementara itu UI dengan Tim Ahli Pusat Riset dan Respon Bencana membuat alat penghisap asap atau smoke absorber dengan harga per-unit Rp. 500-600 ribu; UNDIP membuat alat pembersih udara dengan system nano, yaiotu Zeta Green.
“Sedangkan UGM, Universitas Andalas, Universitas Riau Universitas Lampung, melakukan aktivitas sosial lainnya, seperti penggalangan dana, penyuluhan, tindakan kesehatan, dan lain-lain,” ujarnya.
Menurutnya, upaya Kemenristekdikti dalam menangani bencana ini, juga dilakukan melalui surat edaran Direktorat Jendral Penguasa Riset dan Pengembangan nomor 154/E/KL/2015 kepada Perguruan-perguruan Tinggi, khususnya LPPM (Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat), bahwa Perguruan Tinggi yang terdekat lokasinya dengan musibah kebakaran, membantu melalui peningkatan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, dan turut membantu mencarikan solusi agar ke depan peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
Ia juga menyebutkan, tidak hanya Perguruan Tinggi, LPNK Ristek di bawah koordinasi Kemristekdikti pun telah melakukan upaya-upaya dalam bencana kebakaran, antara lain :
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Pertama, BPPT dengan TMC nya (Teknologi Modifikasi Cuaca) atau hujan buatan terus dilakukan di seluruh provinsi rawan bencana asap kebakaran hutan dan lahan di Riau sejak 22 Juni; Sumatera Selatan sejak 8 juli; Jambi mulai 13 September; Kalimantan Barat sejak 11 Agustus; Kalimantan Tengah dan Selatan mulai 15 Oktober dengan mengerahkan 4 unit pesawat antara lain 3 unit Casa 212-200 dan 1 unit CN-295
Kedua, LAPAN dengan informasi berbasis teknologi Antariksa dapat memeperhitungkan titik kebakaran hutan yang dilihat dari satelite SPOT-7, MODIS, Terraatau Aqua, SNPP dan Landsat-8 sejak 21 juni sd 20 oktober 2015 dengan cakupan luas-luas tanah seitar 2.708.485 hektar.
Ketiga, IABI (Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia) menyepakati untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan antara lain melalui kajian scientific yang terstandar (memenuhi prinsip good governance sebagai dasar penerbitan perijinan; penggunaan teknologi pembukaan lahan tanpa pembakaran; pengelolaan tanah dan air; pembakaran terkendali; peringatan dini; modifikasi cuaca; rehabilitasi lahan monitoring lahan-lahan yang terlantar system informasi terpadu pengendalian kebakaran lahan dan hutan. (L/P010/Hbbi/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain