Puasa Asyura 10 Muharram, Menghapus Dosa Setahun Lalu

Oleh : ,ย Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Miโ€™raj News Agency)

Memasuki awal Tahun Baru Islam Muharram 1444, insya-Allah kita akan berjumpa dengan amalan yang utama, yaitu atau puasa sunah pada tanggal .

Di dalam hadits shahih riwayat Muslim disebutkan, puasa pada bulan Muharram ini adalah sebaik-baik puasa. Seperti disebutkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi Wasallam bersabda:

ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู

Artinya:ย โ€œPuasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (tahajud).โ€ย (HR Muslim).

Menurut ulama, Muharram disebut โ€˜Syahrullahโ€™ (bulan Allah), itu menunjukkan kemuliaan bulan tersebut.

Adapun maksud puasa pada bulan Allah adalah Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram. Ada juga yang berpendapat adalah hari-hari pada bulan Muharram.

Khusus Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram, keutamaan pahalanya dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu. Ini seperti disebutkan ย dalam hadits:

ูˆูŽุณูุฆูู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุฑูŽููŽุฉูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงู‚ููŠูŽุฉูŽ ยป. ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุณูุฆูู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ

Artinya: โ€œNabi Shallallahu โ€™Alaihi Wasallam ditanya mengenai keutamaan Puasa Arafah. Beliau menjawab, โ€Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.โ€ Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan Puasa โ€™Asyura? Beliau menjawab, โ€Puasa โ€™Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.โ€ (HR Muslim).

Adapun awal permulaan puasa Asyura pada masa Rasulullah ini, disebutkan dalam hadits :

ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉูŽ ููŽุฑูŽุฃูŽู‰ ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ุชูŽุตููˆู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู‡ูŽุฐูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ุตูŽุงู„ูุญูŒ ู‡ูŽุฐูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ู†ูŽุฌู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ ุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู„ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽุฏููˆู‘ูู‡ูู…ู’ ููŽุตูŽุงู…ูŽู‡ู ู…ููˆุณูŽู‰ ุดููƒู’ุฑู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุญูŽู‚ู‘ู ุจูู…ููˆุณูŽู‰ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ู†ูŽุญู’ู†ู ู†ูŽุตููˆู’ู…ูู‡ู ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูŽู‡ู

Artinya: โ€œNabi Shallallahu โ€˜Alaihi Wasallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya :โ€Apa ini?โ€ Mereka menjawab :โ€Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Nabi Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau Rasulullah pun bersabda: โ€Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.โ€ (HR Bukhari dan Muslim).

Di samping puasa Asyura tanggal 10 Muharram, Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi Wasallam juga menganjurkan, bagi yang ingin, bisa juga menambahkannya berpuasa pada tanggal 9 Muharram, atau disebut dengan Puasa Tasuโ€™ah.

Ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu โ€™Anhuma, bahwa ketika Nabi Shallallahu โ€™Alaihi Wasallam melakukan puasa hari โ€™Asyura dan menganjurkan kaum Muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ุชูุนูŽุธู‘ูู…ูู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุตูŽุงุฑูŽู‰.

Artinya : โ€œWahai Rasulullah, hari ini (hari ke sembilan Muharram) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.โ€ Lantas beliau mengatakan:

ููŽุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูู‚ู’ุจูู„ู โ€“ ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตูู…ู’ู†ูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุณูุนูŽ

โ€œApabila tiba tahun depan โ€“ insya Allah (jika Allah menghendaki) โ€“ kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.โ€ Ibnu Abbas mengatakan,

ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุชู ุงู„ู’ุนูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูู‚ู’ุจูู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชููˆููู‘ูู‰ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…-.

โ€œBelum sampai tahun depan, Nabi Shallallahu โ€™Alaihi Wasallam sudah meninggal dunia.โ€ (HR Muslim).

Mengapa sebaiknya menambahkan dengan puasa pada hari kesembilan? Syaikh Imam An-Nawawi menjelaskan, para ulama berkata bahwa maksudnya adalah untuk menyelisihi orang Yahudi yang berpuasa tanggal 10 Muharram saja.

Semoga kita dapat mengamalkan Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram dan mendapatkan keutamaannya, yakni menghapuskan dosa-dosa kita setahun lalu. Aamiin. (A/RS2/P2)

Miโ€™raj News Agency (MINA)