Brussels, MINA – Puluhan dokter berpartisipasi dalam aksi protes di Lapangan Parlemen Eropa di Brussels pada Ahad (31/8) menentang tindakan serangan militer pendudukan Israel yang menargetkan rumah sakit di Gaza.
Aksi protes diserukan oleh Asosiasi Dokter Palestina di Eropa, sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan kecaman atas tindakan pendudukan yang menargetkan rumah sakit dan tenaga medis di wilayah kantong yang terblokade tersebut. Quds Press melaporkan.
Acara diikuti oleh para dokter dan aktivis dari beberapa negara Eropa, bersama dengan anggota Parlemen Eropa, menuntut gencatan senjata segera dan perlindungan bagi warga sipil dan pekerja perawatan kesehatan di Gaza.
Para peserta aksi mengenakan seragam medis dan membawa payung robek, sebuah gestur simbolis yang menunjukkan kerentanan para dokter dan rumah sakit di Gaza.
Baca Juga: Armada Kemanusiaan Global Sumud Flotilla Bertolak ke Gaza dari Barcelona
Ikut hadir perwakilan dari organisasi-organisasi kemanusiaan dan lembaga-lembaga kesehatan internasional.
Nick Maynard, seorang ahli bedah konsultan di Oxford, yang berpartisipasi dalam acara tersebut setelah kembali dari Gaza, memberikan laporan tentang kondisi di dalam rumah sakit.
“Saya kembali empat pekan lalu setelah sebulan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, rumah sakit besar terakhir yang masih berfungsi sebagian, tetapi kini berada di ambang kehancuran. Rumah sakit tersebut menerima pasien yang melebihi kapasitasnya untuk dirawat, dan sumber daya medis sangat terbatas. Kami melakukan operasi dengan peralatan dan perlengkapan terbatas,” ujarnya.
Dokter asal Inggris itu menambahkan, situasi di rumah sakit sangat mengkhawatirkan, dengan tidak tersedianya obat pereda nyeri dan produk darah. Tenaga medis juga banyak yang menjadi korban serangan, lanjutnya.
Baca Juga: Survei: 60% Generasi Z di AS Dukung Hamas Dibanding Israel
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan laporan hak asasi manusia menunjukkan, lebih dari 1.057 tenaga kesehatan telah gugur sejak 7 Oktober 2023, termasuk dokter, perawat, dan penyedia layanan kesehatan.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, lebih dari 990 tenaga medis sengaja menjadi sasaran, termasuk ratusan staf perawat dan profesional medis lainnya.
Penargetan ini tidak terbatas pada pembunuhan, tetapi juga mencakup penangkapan dan penyiksaan.
Lebih dari 330 tenaga kesehatan ditangkap dan menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, dan penyiksaan, termasuk dua dokter yang meninggal dalam penahanan. []
Baca Juga: Demo di Berbagai Negara Kecam Agresi Pendudukan Zionis Israel
Mi’raj News Agency (MINA)