Idlib, Suriah, 15 Dzulqa’dah 1435/10 September 2014 (MINA) – Para pemimpin salah satu kelompok oposisi paling kuat Suriah telah tewas bersama dengan puluhan komandan lainnya dalam serangan bom pada pertemuan tingkat tinggi di provinsi Idlib.
Hassan Abboud, Kepala Brigade Ahrar Al-Sham, merupakan salah satu dari 45 orang yang tewas pada Selasa (10/9) dalam pertemuan di sebuah bunker bawah tanah, dekat sebuah gudang amunisi di luar Ram Hamdan, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pertemuan Idlib dilakukan oleh Ahrar dan sejumlah brigade lainnya yang tergabung dalam aliansi Front Islam, seperti Brigade Ahrar, Abdallah Azzam dan Brigade Iman, untuk membahas strategi dalam menghadapi Islamic State (IS/ISIL/ISIS).
Aktivis lain yang tewas dalam serangan itu bernama Abu Al-Shami Yazan, Anggota Dewan Syura Ahrar, Komandan Lapangan Militer Abu Thalhah Al-Askari dan Abu Yousuf Binnish, serta Kepala Brigade Iman Abu Al-Zubeir.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
Abu Al-Mustafa Al-Ambsi, anggota Biro Politik Ahrar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompoknya sedang menyelidiki serangan yang terjadi.
“Ada kemungkinan bahwa pertemuan itu disusupi dan ledakan pertama terjadi dalam bunker,” katanya. “Mungkin seseorang menanam perangkat di dalam, karena bunker adalah lokasi rahasia.”
Dia mengatakan bahwa dengan membunuh kelompok elit hanya akan membuat mereka lebih tangguh untuk melawan dan terus melawan sampai mereka membebaskan tanah airnya.
Belum diketahui siapa yang bertanggungjawab atas serangan itu, namun pendukung ISIS memuji kematian Abboud di media sosial.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Pemimpin lain Brigade Ahrar, Abu Khaled Al-Souri, sahabat pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan Ayman Al-Zawahiri, juga telah dibunuh oleh ISIS di awal tahun ini.
Pembunuhan tersebut menyebabkan perpecahan yang mengadu kelompok ISIS dengan faksi oposisi di Suriah.
Ahrar memiliki sekitar 20.000 pejuang dan merupakan kekuatan utama dalam aliansi Front Islam, yang dibentuk awal tahun ini untuk menentang kelompok ISIS.
Ahrar mendukung pembentukan negara yang menjalankan prinsip-prinsip Islam, yang melindungi hak-hak perempuan dan minoritas agama dan etnis, dan tidak setuju dengan cara pendekatan kelompok ISIS.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Desember 2013, Abboud mengatakan ia akan memperjuangkan hak-hak dan menghentikan pembicaraan yang di ditengahi PBB di Jenewa antara pemerintah Suriah dan payung oposisi Koalisi Nasional Suriah
“Kami melihat Jenewa sebagai alat manipulasi – untuk menggagalkan revolusi Suriah jauh dari tujuan dan sasaran yang apa pun hasil konferensi, akan mengikat Koalisi Nasional Suriah saja,” kata Abboud.
“Bagi kami, akan terus berjuang untuk revolusi sampai mengembalikan hak-hak kami.”
Namun, munculnya ISIS setelah pembicaraan Jenewa memberi dimensi baru dalam perang saudara itu. (T/P001/R11)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)