Paris, 27 Sya’ban 1436/14 Juni 2015 (MINA) – Puluhan migran yang menolak masuk ke Perancis melakukan aksi mogok makan di penyeberangan perbatasan di Ventimiglia, Italia.
Para migran yang berasal dari Somalia, Eritrea, Pantai Gading dan Sudan, melakukan aksi duduk dan mengancam untuk memblokir lalu lintas, Sabtu (13/6).
Polisi perbatasan Perancis mengatakan, mereka diperintahkan untuk tidak membiarkan migran melewati perbatasan dan meminta mereka melakukan perjalanan ke Jerman, Inggris atau Swedia untuk meminta suaka.
“Kami tidak akan pulang, kami harus lewat,” demikian teriakan para migran yang berunjuk rasa sambil membawa spanduk besar. Sementara yang lain meneriakkan “Kami perlu kebebasan”, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Pria, wanita dan anak-anak yang telah menempuh perjalanan dari Libya dengan perahu ke Italia, duduk meringkuk di potongan kardus, berlindung di bawah pohon dan semak-semak.
Sementara perempuan dan anak-anak makan makanan yang disediakan oleh Palang Merah, namun orang-orang dewasa menolak.
“Kami tidak akan makan,” kata Mustapha Ali (20 tahun). “Jika kita harus mati di sini, tidak perlu makan,” ujarnya.
Menurut data yang ada, sebanyak 1.439 migran dicegat pada pekan itu oleh polisi di daerah Alpes-Maritimes, tenggara Perancis, di mana 1.097 dipulangkan ke Italia. (T/P001/R05)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu