Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam menyatakan, hampir 34 unsur intelijen dan 89 pemukim ilegal, bersama rabi ekstrimis, Yehuda Glick menyerbu masjid pada Rabu (8/1) pagi dan melakukan tur provokatif di sekitar lingkungan kiblat pertama bagi umat Islam itu.
Mereka berjalan-jalan di pelataran Al-Aqsha sambil mendengarkan penjelasan dari pemimpin mereka tentang Kuil mitos yang akan segera dibangun di atas reruntuhannya.
Yayasan Al-Aqsha mengungkapkan, pasukan penjajah Israel menerapkan langkah-langkah ketat bagi penduduk pribumi Al-Quds memasuki Masjid Al-Aqsha, Palestine Information Center melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mereka melakukan tindakan represif terhadap para jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsha, termasuk para pelajar yang berada di sekitarnya. Mereka menggeledah dan memeriksa secara detail identitas semua jamaah muslim yang berada di Al-Aqsha.
Juga menahan kartu identitas sebelum mengizinkan mereka memasuki masjid tersuci bagi umat Islam tersebut.
Lembaga itu mengatakan, ratusan mahasiswa dan jamaah Muslim dari Al-Quds dan wilayah Palestina 1948 berdatangan menuju Masjid Al-Aqsha sejak pagi hari dalam rangka untuk melindungi masjid dari serangan para pemukim ekstrimis Yahudi.
Yayasan Al-Aqsha menganggap izin dari keamanan penjajah Israel kepada kelompok pemukim ekstrimis Yahudi yang membawa bendera entitas Israel ke dalam kompleks Al-Aqsha sama dengan lampu hijau bagi mereka untuk terus melakukan pelanggaranya di masjid tersebut.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Yayasan Al-Aqsha menekankan penolakan terhadap sikap polisi Israel di Al-Quds yang mengawal ketat pemukim ekstrimis Yahudi yang menyerbu Masjid al-Aqsha dan menyerang jamaah muslim di sana. (T/P02/E1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel