Yerusalem, MINA – Puluhan pemukim Yahudi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Senin pagi (12/5) di bawah perlindungan pasukan pendudukan Zionis.
Para pemukim menjelajahi halaman Masjid Al-Aqsa, mencapai bagian timur masjid untuk melakukan ritual Talmud. Palinfo melaporkan.
Kelompok pemukim sebelumnya menyerukan gelombang serangan ke Masjid Al-Aqsa untuk merayakan apa mereka sebut sebut “Paskah Kedua.”
Pelanggaran ini terjadi dalam konteks kampanye yang sedang berlangsung untuk meyahudisasi Al-Aqsa dan mengubah fitur-fiturnya, karena pendudukan berupaya membangun realitas baru di dalam masjid tersebut.
Baca Juga: Ribuan Orang di Istanbul Ikut Aksi Menentang Genosida Israel di Gaza
Penggerebekan tersebut meliputi ritual Talmud di depan umum, termasuk upaya untuk mempersembahkan korban di dalam pelatarannya, serta ritual yang provokatif seperti menari dan bernyanyi yang memancing perasaan umat Islam.
Haroun Nasser al-Din, anggota Biro Politik Hamas dan Kepala Kantor Urusan Yerusalem, menegaskan bahwa meningkatnya serangan ke Masjid Al-Aqsa oleh para pemukim, dengan partisipasi tokoh pemerintah dan kaum Yahudi ekstremis, serta penerbitan petisi baru yang menyerukan agresi lebih lanjut terhadap Al-Aqsa.
Nasser al-Din menjelaskan bahwa dukungan dan perlindungan pemerintah pendudukan terhadap para pemukim menegaskan bahwa pemerintah tersebut mengabaikan pertimbangan agama atau sejarah apa pun dan mengeksploitasi keadaan tertidur bangsa Arab dan Islam untuk melanjutkan agresi terang-terangannya terhadap kesucian Islam.
Nasser al-Din menekankan bahwa aksi-aksi tersebut merupakan tantangan nyata bagi sentimen umat Islam, yang menyerukan tindakan dan mobilisasi di semua tingkatan, untuk mencegah penerapan realitas baru pembagian waktu dan ruangnya di Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Belasan Orang Syahid dalam Serangan Terbaru Israel di Sekolah Palestina
Ia mengajak massa rakyat kita di Tepi Barat dan wilayah pendudukan untuk terus memobilisasi dan menghadirkan kehadiran mereka di Masjid Al-Aqsa.
Ia juga mengajak seluruh bangsa Arab dan Islam untuk memikul tanggung jawab keagamaan dan nasional mereka terhadap kiblat pertama umat Islam itu, []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Utusan Trump Sebut Keputusan Israel Perpanjang Perang Hambat Pemulangan Sandera