Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan Ribu Petani India Serukan Mogok Nasional

Ali Farkhan Tsani - Senin, 14 Desember 2020 - 15:07 WIB

Senin, 14 Desember 2020 - 15:07 WIB

3 Views

New Delhi, MINA – Puluhan ribu petani India melakukan aksi unjuk rasa menyerukan pemogokan nasional, pada Senin (14/12), yang merupakan aksi kedua dalam sepekan.

Mereka mendesak pembatalan tiga undang-undang baru tentang reformasi pertanian yang mereka katakan akan menurunkan harga tanaman dan menghancurkan pendapatan mereka. Arab News melaporkan.

Para petani berkemah di sekitar lima jalan raya utama di pinggiran New Delhi dan mengatakan mereka tidak akan pergi sampai pemerintah membatalkan apa yang mereka sebut “hukum hitam”.

Mereka juga memblokir jalan raya menuju ibu kota selama tiga pecan berturut-turut. Sementara beberapa putaran pembicaraan dengan pemerintah India gagal menghasilkan terobosan apa pun.

Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Ajukan RUU untuk Akui Negara Palestina

Pasukan polisi India dengan perlengkapan anti huru hara berpatroli di daerah tempat para petani berkemah di pinggiran New Delhi.

Para pemimpin protes telah menolak tawaran pemerintah untuk mengubah beberapa ketentuan yang diperdebatkan dari undang-undang pertanian baru, yang menderegulasi harga tanaman, dan telah mempertahankan permintaan mereka untuk pencabutan total.

Pemimpin petani mengancam akan meningkatkan agitasi mereka dan mengancam akan memblokir kereta api dalam beberapa hari mendatang jika pemerintah tidak menghapus undang-undang tersebut.

Para petani mengajukan petisi ke Mahkamah Agung pada Jumat (11/12) meminta pembatalan undang-undang, yang disahkan pada bulan September.

Baca Juga: Iran Ajukan Protes ke IAEA atas Ancaman Israel terhadap Situs Nuklirnya

Petisi tersebut diajukan oleh Bharatiya Kisan Union (Indian Farmers Union), dan pemimpinnya Bhanu Pratap Singh, menyatakan bahwa undang-undang tersebut sewenang-wenang karena pemerintah memberlakukannya tanpa konsultasi yang tepat dengan pemangku kepentingan.

Dengan hampir 60 persen populasi India bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka, aksi protes petani yang berkembang telah mengguncang pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Pemerintah Modi menegaskan reformasi akan menguntungkan petani. Dikatakan bahwa mereka akan memungkinkan petani untuk memasarkan produk mereka dan meningkatkan produksi melalui investasi swasta.

Para petani telah memprotes undang-undang tersebut selama hampir dua bulan di negara bagian Punjab dan Haryana.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang di Brussel Desak Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon

Situasi meningkat tiga pekan lalu ketika puluhan ribu orang berbaris ke New Delhi, tempat mereka bentrok dengan polisi. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ribuan Orang di Brussel Desak Gencatan Senjata Gaza dan Lebanon  

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News