Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PULUHAN RIBU TUNTUT PENGGULINGAN PEMERINTAH TUNISIA

Admin - Rabu, 7 Agustus 2013 - 03:17 WIB

Rabu, 7 Agustus 2013 - 03:17 WIB

335 Views ㅤ

Tunis, 30 Ramadhan 1434/7 Agustus 2013 (MINA) – Puluhan ribu warga Tunisia memadati jalan-jalan di pusat kota Tunis untuk menuntut penggulingan pemerintah, dalam protes oposisi terbesar untuk memukul ibukota sejak krisis politik di negara itu yang dimulai dua minggu lalu.

Protes pada hari Selasa (6/8) menandai peringatan enam bulan pembunuhan politisi sayap kiri Chokri Belaid, salah satu dari dua tokoh oposisi yang ditembak mati dalam beberapa bulan terakhir, Aljazeera melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).

Hal itu terjadi  sejam setelah Majelis Konstituante dipaksa menangguhkan pekerjaannya tanpa batas. Mustafa Ben Jaffar, pimpinan majelis dan sekretaris jenderal partai kiri-tengah Ettakatol, mengumumkan penangguhan itu.

“Saya menerima tanggung jawab saya sebagai presiden ANC (majelis) dan menunda pekerjaannya sampai awal dialog dalam pelayanan Tunisia,” kata Ben Jaffar di televisi nasional.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Dia merujuk pada krisis yang dipicu oleh pembunuhan lain seorang tokoh oposisi, yang telah mendorong banyak anggota oposisi untuk memboikot jalannya sidang komite.

Majelis ini seminggu lagi akan menyelesaikan rancangan konstitusi dan undang-undang pemilu yang akan membawa negara itu lebih dekat ke pemilu baru.

Oposisi sekuler negara itu sedang mencoba untuk menggulingkan pemerintah Islam pimpinan Ennahda dengan membubarkan majelis transisi.

Protes telah diselenggarakan setiap hari sejak pembunuhan politikus kiri dan anggota majelis Mohamed Brahmi pada 25 Juli, hampir enam bulan setelah tokoh sayap kiri yang lain ditembak mati sebelumnya.

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Lebih dari 70 anggota majelis mengundurkan diri dua minggu lalu sebagai bentuk protes atas dua pembunuhan dan mengorganisir aksi duduk di luar gedung majelis.

Majelis bertemu pada Selasa pagi meskipun ada protes dari anggota parlemen.

Tunisia menghadapi krisis politik terburuk sejak jatuhnya penguasa otokratis Zine el-Abidine Ben Ali pada 2011, dalam revolusi yang memicu revolusi di seluruh dunia Arab. (T/P09/R2).

 

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Mi’raj News Agency (MINA).

 

 

 

Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda