Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel pada Sabtu (25/5) berkumpul di luar Museum Seni Tel Aviv. Mereka memprotes upaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ingin mengesahkan rencana undang-undang (RUU) yang memberi kekebalan hukum untuk dirinya dan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung.
Berbicara kepada demonstran, ketua bersama partai oposisi Kahol Lavan, Benny Gantz, mengatakan, ini adalah protes pertama partai oposisi sejak Pemilu 9 April lalu.
“Israel adalah pemenuhan mimpi, tetapi saya di sini untuk mengatakan dengan keras dan jelas apa yang kita semua rasakan, bahwa mimpi itu berantakan. Ada orang-orang yang berusaha untuk menggantikan pemerintahan rakyat dengan pemerintahan seorang pria lajang dan untuk memperbudak seluruh bangsa demi kepentingan satu orang,” kata Gantz, seperti dikutip Haaretz, Ahad (26/5).
Netanyahu memenangkan masa jabatan kelimanya pada April, meskipun ada pengumuman oleh Jaksa Agung Israel pada Februari yang menuduhnya melakukan penipuan dan penyuapan. Netanyahu merupakan tersangka dalam tiga kasus korupsi.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Netanyahu membantah melakukan kesalahan, menyebut tuduhan itu ada motif politik. Pemimpin sayap kanan itu menyatakan dengan mandat publik yang diperbarui untuk memerintah, dia tidak memiliki rencana mengundurkan diri, bahkan jika dituntut.
Menghadapi tantangan hukum, Netanyahu juga telah mengadvokasi undang-undang yang akan membatalkan putusan Mahkamah Agung yang membatalkan kekebalan. Sejak pemilihan umum, Netanyahu memang belum mengatakan apakah dia akan mencari kekebalan hukum.
Para pengunjuk rasa mengenakan bulu merah gaya Ottoman dan membawa potret Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan plakat-plakat yang berbunyi “Erdogan sudah ada di sini.”
Salah satu pemrotes menjelaskan, fez melambangkan tipe rezim yang kita lawan, di mana semuanya dikendalikan oleh satu orang dan orang-orang takut untuk mengungkapkan pendapat mereka. (T/Sj/RI-1)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)