Sanaa, Yaman, 11 Dzulqa’dah 1435/6 Sepetember 2014 (MINA) – Setidaknya 50 orang tewas dalam pertempuran antara tentara Yaman dan gerakan oposisi bersenjata Houthi di utara Sanaa, sebagai pendukung kelompok Syiah yang terus berunjuk rasa menentang pemerintah di ibukota.
Al Jazeera melaporkan dari Sanaa yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), bentrokan mematikan telah berlangsung di provinsi Jawf selama beberapa hari terakhir, di mana kedua kelompok memandang itu sebagai pertempuran penting.
Setidaknya 30 pendukung Houthi tewas, sementara 20 korban tewas dari pihak tentara dan kelompok-kelompok bersenjata pro pemerintah.
“Keduanya bertempur untuk menguasai persimpangan strategis di jalan utama yang menghubungkan ibukota ke Jawf dan provinsi Maarib,” kata wartawan Al Jazeera.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Para pengamat mengatakan, kelompok oposisi mencoba membangun diri sebagai satu kekuatan politik yang dominan di dataran tinggi utara, di mana penganut paham Syiah adalah komunitas mayoritas.
Sementara itu, ratusan ribu orang berunjuk rasa di Sanaa, Jumat (5/9), mendukung pemerintah yang terkepung.
Di sisi lain, sekelompok besar oposisi mengadakan kontra-demonstrasi dan bersumpah untuk mengintensifkan protes mereka sampai kabinet mengundurkan diri.
Kelompok oposisi menyerukan tindakan lebih lanjut terhadap pemerintah yang mereka tuduh korupsi dan menuntut pengunduran dirinya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Ahelbarra, anggota senior biro politik Houthi menyerukan “pembangkangan sipil” dan mendesak para pendukungnya untuk bergabung dalam protes baru pada Ahad dan Senin untuk menjaga tekanan terhadap pemerintah.
Ahelbarra mengatakan bahwa Houthi dan pendukungnya mengancam akan memblokir jalan menuju ke ibukota, dan bergerak lebih dekat ke bandara.
“Mereka melancarkan semacam perang psikologis. Ini cukup menegangkan di sini,” katanya.
Sebelumnya, Liga Arab menegaskan pada Kamis, komitmennya mendukung persatuan, stabilitas dan kekuasaan transisi sementara Yaman, untuk mendesak semua faksi termasuk kelompok oposisi Houthi menghindari eskalasi.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Kedua pihak juga dihimbau menanggapi positif semua inisiatif solusi nasional untuk mengakhiri krisis saat ini, Yemen Post melaporkan.
Yaman telah terkunci dalam transisi berkepanjangan sejak presiden lama Ali Abdullah Saleh dipaksa lengser dari kekuasaan pada Februari 2012, setelah meredam 11 bulan pemberontakan oposisi. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)